20 Nama Pemain Filipina yang Kemungkinan Besar akan Berlaga di SEA Games 2011

Inilah nama-nama pemain Filipina yang kemungkinan besar akan memperkuat negara mereka di ajang SEA Games di bulan November nanti di Jakarta. Kebanyakan mereka adalah mahasiswa yang berusia 17-23 tahun.

Informasi ini masuk melalui komentar di salah satu tulisan di blog ini. Thank you Conrad for sharing us this information. Hope we can beat you in the SEA Games bro :D

Guards

Ryan Roose Garcia 5’11
Emmanuel Monfort 5’6
John Murphy Raymundo 5’10
Terrence Romeo 5’11
Garvo Lanete 6’2
Chris Newsome 6’2
Bobby Ray Parks Jr 6’3
Kiefer Ravena C. 5’11

Small Forwards

Calvin Abueva 6’3
Ronald Pascual 6’3
Rome Dela Rosa 6’3
Nicolas Salva 6’3
Jeric Teng 6’2

Power Forwards/Centers

Justin Chua 6’5
Frank Golla 6’4
Jake Pascual 6’4
Aldrech Ramos 6’6
Ian Sanggalang 6’6
Japeth Aguilar 6’9
Gregory Slaughter 6’11

Ringkasan Perjuangan Stadium Jakarta di Turnamen Pre-SEA Games, Singapura 5-7 Agustus Lalu

oleh: Adrian Yusuf Maringan Pardede

Pada tanggal 5-7 Agustus yang lalu, Stadium Jakarta mengikuti sebuah event basket yang diadakan di Singapura. Jujur ini pertama kalinya gw lihat Stadium Jakarta bertanding secara langsung. Gw gak sabar untuk lihat pemain Stadium Jakarta secara langsung seperti Merio, Ruslan dan beberapa pemain yang baru bergabung seperti Evin & Pattikawa (sebelumnya dari Citra Satria) dan Fattah (sebelumnya dari Satria Muda), karena selama ini gw hanya bisa lihat mereka di website NBL Indonesia *Makasih NBL Indonesia

vs Trinity University of Asia (Filipina)

Gokil!! Stadium benar-benar menunjukan kelasnya di sini. Di pertandingan ini, Stadium Jakarta lebih menguasai pertandingan dari awal sampai akhir. Stadium Jakarta menang karena bermain lebih tenang, passing cepat dan akurat. Ruslan juga sempet “Two Handed-Slam” berkat assist dari Budianto. Mantap banget!! Three point Stadium juga tajam banget, ada lebih dari 10 kali sepertinya. Fattah, Pattikawa dan Evin langsung nge-tune sama Stadium. Stadium Jakarta menang, 86-69.

vs Tim Nasional Singapura (Singapura)

Ini pertandingan yang ditunggu–tunggu! Gw yakin banget, kalau penampilan Stadium Jakarta seperti kemarin, Singapura juga lewat nih. Dan itu terbukti, Stadium berhasil menggebrak di awal–awal pertandingan,. First quarter pun mereka unggul atas Singapura. Nahhh disini kejadian yang menarik, kepemimpinan wasit sudah mulai ngaco. Berkali-kali wasit memberikan keuntungan kepada kubu tuan rumah. Ada momen juga di saat Ruslan terjatuh lumayan keras saat offensive rebound, yang mengakibatkan Ruslan cedera tangan. Ada juga momen di mana Singapura berkumpul layaknya timeout sampai 5–10 detik padahal saat itu lagi inbound passing untuk Indonesia, tetapi wasit tidak memberikan Technical Foul. Hasil akhir 51 – 69 untuk kemenangan Singapura. Not a good result for Stadium Jakarta, but salute for the fighting spirit till the end of the game!

vs Malaysia Police (Malaysia)

Pertandingan terkahir Stadium Jakarta di Singapura. Untuk pertandingan hari ini diadakan siang sekitar jam 2 siang waktu Singapura. First Quarter, tempo permainan agak lamban, mungkin kedua tim lelah setelah dua hari berturut-turut tanding, ditambah malam sebelumnya mereka bertanding. Stadium Jakarta lagi-lagi menguasai pertandingan di awal-awal. Nahhhh ini yang menarik, lagi-lagi kepemimpinan wasit diragukan disini. Percaya atau tidak, dari quarter 1 sampai 3, Stadium Jakarta pasti selalu dapat Team Foul. Kalau gw gak salah hitung, hampir setengahnya point dari Malaysia, semuanya berasal dari Free Throw. Berkali-kali wasit memberikan keuntungan kepada kubu Malaysia. Ruslan dan Iskandar juga fouled out! Once again, not a good situation for Stadium Jakarta. For the second time, gw terkagum-kagum dengan fighting spirit yang ditunjukin Stadium Jakarta! Walaupun dalam keadaan tertekan, passing-passing dan penetrasi dari pemain–pemain Stadium Jakarta berhasil membuat Tim Malaysia kerepotan. Set Play yang cantik dan Fast Break yang cepat membuat Stadium Jakarta memenangkan pertandingan ini. Final Score 61 – 58

Overall, gw gak sabar buat liat penampilan Stadium Jakarta di musim baru NBL Indonesia!! Semangat juang yang mereka tunjukan di Singapura, patut diacungi empat jempol terlepas dari kepemimpinan wasit yaaa. Gw harap bakal lebih banyak lagi tim–tim NBL Indonesia yang datang ke Singapura, dan pastinya bakal gw tonton dong!

*Adrian adalah penggemar berat bola basket nasional di Singapura dan sangat mengagumi sosok Azrul ☺ (Semoga bisa ketemu beliau suatu saat)

Kepada Tim Nasional Putri Indonesia, Sebuah Catatan dari Penikmat Basket (putri)

oleh: Penulis Misterius :D

Hari Rabu lalu, 13 Juli 2011, saya berkesempatan menyaksikan Tim Nasional (timnas) putri bertanding melawan tim putri pra-pon Jatim yang dihelat di DBL Arena Surabaya. Kebetulan, mereka sedang berkunjung ke Surabaya. Sebenarnya berita tentang kedatangan mereka sudah jauh hari saya dengar, dan sebagai penikmat basket tentu saya tak ingin melewatkan pertandingan ini.

Sekarang ini bisa dikatakan sangat mudah bagi kita mendapatkan informasi tentang timnas. Gencarnya pemberitaan, media sosial, menandai bangkitnya lagi basket di Indonesia. Liga-liga berjenjang mulai muncul beraturan, menasional, mulai dari liga pelajar dimana ada DBL dan Popmie Basketball, berlanjut ke jenjang mahasiswa ada Campus League yang mulai menyaingi Libama (dan pada akhirnya Libama pun –semoga- mulai berbenah), dan di tingkat profesional saat ini ada NBL yang mulai menggeliat.

Oke, kembali ke timnas putri tadi. Saya benar-benar sudah menunggu pertandingan yang berlangsung di sela-sela DBL seri Surabaya tengah digelar. Sempat terlintas di benak saya, pertandingan ini akan berjalan timpang, mengingat materi timnas yang jelas jauh di atas tim prapon jatim. Timnas pasti akan memberikan suguhan pertandingan menarik, dengan kualitas skill para punggawa timnas yang pasti adalah terbaik di Indonesia.

Tapi, sekali lagi, sebagai penikmat basket putri, saya cukup kecewa melihat pertandingan tersebut. Kuarter pertama berjalan 5 menit, skor masih 9-5 untuk keunggulan timnas. Dan di 5 menit kuarter pertama tersebut, saya sangat kaget melihat permainan timnas. Dimotori oleh sang kapten, Wulan, timnas bermain tanpa gereget sama sekali. Jauh di bawah bayangan saya, jauh sekali dengan gembar-gembor pemberitaan yang menyanjung timnas ini.

Sebenarnya sedikit kekecewaan sudah terlihat saat pemanasan. Sebagai sebuah tim yang bernama “tim nasional”, presentasi tembakan mereka saat pemanasan sungguh-sungguh buruk. Kalau kata orang awam, tembakan mereka tidak “blung-blung”. Tadinya saya sempat berpikir, masih pemanasan. Nanti pasti mereka akan menunjukkan keahlian yang sesungguhnya di pertandingan.

Dan ternyata, memang benar-benar mengecewakan. Dari sudut pandang statistik, turnover yang mereka bukukan di kuarter 1 saja ada 10 kali turnover (jujur, saya menghitung sendiri ini, tanpa software statistik, hanya menghitung menurut pandangan saya sebagai orang basket :D). Dan saya yakin, di akhir pertandingan, jika saya mau melanjutkan menghitung, pasti lebih dari 20 kali turnover!

Itu jika dilihat dari statistik. Jika dilihat secara kasat matapun, permainan individu, egois, tanpa pola, dan tanpa komunikasi sama sekali justru yang mereka perlihatkan kepada penonton sore itu. Bahkan kalau boleh sedikit ekstrim, komunikasi dalam arti sebenarnya, timnas bermain tanpa bicara sama sekali!

Aah, saya tiba-tiba kembali teringat ketika saya masih menjadi pemain basket. Rata-rata para pemain timnas putri saat ini, adalah mantan kawan dan lawan saya ketika dulu saya masih aktif. Saya sempat mencicipi bagaimana kerasnya persaingan tingkat Libama dulu (sebelum ada Campus League), dan sempat pula merasakan liga basket putri tertinggi Kobanita (sekarang sudah almarhum).

Saat itu, Wulan yang bermain di klub Mahaputri (dan juga bermain di Perbanas di level Libama), berduet dengan Novabella, menjadi kekuatan menakutkan. Bagaimana egoisnya Wulan, bagaimana ngototnya Wulan bermain, bagaimana dia begitu berani drive menusuk ke jantung pertahanan lawan. Saya ingat sekali, saat itu tim saya yang baru promosi ke Kobanita bertanding melawan Mahaputri. Di atas kertas, sudah terlihat bahwa kami akan kalah. Dan pelatih saya saat itu berkata, bahwa bisa saja Mahaputri akan menurunkan pemain-pemain cadangannya. Tapi saat pertandingan, ternyata Mahaputri tetap menurunkan tim intinya, dan tentu saja ada Wulan dan Novabella disana. Tanpa melihat siapa lawan yang dihadapinya, Wulan tetap saja bermain dashyat. Menerobos pertahanan lawan, meraup banyak poin, meletupkan hasrat sangat ingin menang.
Tapi apa yang saya lihat kemarin, sungguh bukan Wulan yang pernah saya tahu. Ya, dia sudah jauh menurunkan ego nya, sudah tidak lagi rakus poin, tapi saya sama sekali tidak melihat luapan semangat untuk menang dalam dirinya, seperti dulu.

Begitu juga anggota timnas lain. Jojo (Marjorice) saat saya kenal dia bermain di Ubaya, adalah motor serangan Ubaya. Bagaimana hasratnya untuk terus berlari ke tiap sudut lapangan, bagaimana beringas nya Jojo dalam merebut bola, bagaimana cerewetnya Jojo saat mengatur teman-temannya di tim Ubaya dan di tim PON Jatim 2004 lalu, sama sekali tidak terlihat. Begitu juga dengan Jacklyn, kemanakah power yang begitu kuat saat beraksi dalam key hole? Sama sekali tidak tampak.

Ranie, sang pemimpin Sritex Solo dan UNS, pun demikian halnya. Sebenarnya, dia baru bermain di kuarter 2. Dan saya tahu dia sedang cedera. Tadinya saya sempat berharap padanya untuk bisa turun bermain dan membawa perubahan pada permainan timnas dalam pertandingan ini. Minimal, saya ingin melihat adanya semangat untuk menang dari timnas dengan masuknya Ranie. Tapi sama saja, Ranie yang saya kenal di saat bermain di UNS dan di Sritex, ternyata berbeda dengan Ranie di timnas. Tanpa ada leadership, tanpa ada semangat, semuanya terlihat benar-benar datar. Mungkin, di mata saya, hanya Yunita yang masih terlihat seperti Yunita yang saya tahu. Masih mampu menggalang komunikasi dengan rekan setimnya, masih terlihat mau ngomong, dan masih terlihat ada semangat bermain.

Lainnya? Kemana Yuni, kemana Sinta, kemana Fanny, kemana Hanum? Kemana semangat mereka dalam bermain basket? Kemana gairah mereka menikmati basket? Entahlah.

Justru hal sebaliknya tampak pada permainan tim Jatim. Saat banyak orang meragukan bagaimana Jatim akan bisa lolos ke PON kelak, ketika pemain-pemain terbaiknya pindah ke daerah lain, ketika tim ini “hanya” diperkuat pemain-pemain SMA ataupun alumni liga-liga pelajar. Siapa yang menyangka Jatim benar-benar memberikan perlawanan. Justru dari tim ini lah saya melihat bagaimana memang seharusnya sebuah tim bermain. Bagaimana Mega Nanda bermain penuh semangat, bagaimana Sumiati terlihat sangat ingin menang, bagaimana Laili berlari mengejar kemanapun bola itu berada, dan bagaimana mereka benar-benar bermain sebagai sebuah tim, penuh kekompakan, penuh keceriaan. Padahal hampir semua tahu, mereka mungkin baru berkumpul beberapa minggu saja, dan itupun event Pra-PON wilayah C hanya berkisar seminggu lagi akan digelar.

Saya tahu, sebagai mantan pemain, memang paling enak adalah ketika diposisikan sebagai underdog. Saat semua orang meremehkan kita, saat itulah kita tertantang untuk membuktikan kemampuan kita. Saya pernah merasakannya ketika Libama, saat semifinal, tim kampus saya berhadapan dengan UPH. Dan saat itu, hampir semua meremehkan kami. Bahkan lolosnya kami ke semifinal pun dianggap sebagai suatu kebetulan. Pada akhirnya, kami dapat mengalahkan UPH, dengan kemenangan 1 point! Tapi saya pun pernah merasakan, bermain sebagai tim dengan posisi unggulan pun tidak seharusnya membuat kita bermain ala kadarnya. Kemenangan, yang tampak mustahil diraihpun, akan datang jika, sekali lagi, kita bermain dengan semangat dan hati.

Bayangan saya kembali ke NBL musim lalu yang sudah selesai. Saat semua orang mengatakan bosan melihat Satria Muda juara, saat itulah seharusnya mereka tahu, bahwa semua punggawa Satria Muda memang bermain basket dengan hati. Saya masih ingat sampai sekarang, saat Grand Final Satria Muda melawan CLS Knights, kebetulan saya berada di area ruang ganti sesaat sebelum pertandingan. Saat kedua tim akan masuk lapangan, saya melihat bagaimana Amin Prihantono, Faisal, Welly, berteriak-teriak. Saat saya menanyakan siapkah di final ini, jawaban mereka sungguh membuat saya takjub, “siap saja, hajar saja!” dan mereka menjawab dengan berteriak. Saya kemudian menanyakan hal yang sama kepada beberapa punggawa CLS Knights, dan saya hanya mendapatkan jawaban, “yang penting berusaha di lapangan”, jawaban datar, dengan senyuman, dan tanpa ada “kenaikan” nada dalam jawaban itu. Oh ya, saya sama sekali bukan penggemar Satria Muda. Saya justru penggemar CLS Knights, karena notabene saya berdomisili di Surabaya. Tapi mau tidak mau, harus diakui, memang seperti itulah sebuah tim jika ingin menjadi juara. Mau tidak mau, memang benar adanya Heart of Champion. Dan mau tidak mau, harus diakui, sampai saat ini, Satria Muda lah tim terbaik Indonesia yang bermain dengan hati (semoga kelak ada yang bisa mematahkan dominasi ini :D).

Pada akhirnya, memang timnas putri menang dengan skor cukup telak 70-44. Tapi saya sudah terlanjur kecewa, dan saya justru lebih mengapresiasi permainan Jatim. Saya yakin, Jatim akan mampu mengimbangi kekuatan unggulan utama DKI, juga Papua dan Jogjakarta, dalam Pra-PON nanti (tanpa bermaksud meremehkan daerah lain). Jika pun kelak jatim mampu lolos dalam Pra-PON ini, saya yakin, mereka akan mampu memberikan perlawanan kepada Jateng (unggulan utama PON) dan Jabar (kebetulan saya sempat melihat mereka bermain di Pra-PON wilayah B yang lalu).

Saya tegaskan, saya sama sekali tidak membela Jatim, bukan karena saya warga Jatim. Saya pun mencoba berpikiran positif, semoga permainan mereka yang seperti ini, karena kesulitan beradaptasi dengan cuaca surabaya yang memang panas, dan memang karena mereka tidak bermain dalam bentuk terbaiknya.

Saya tidak pula bermaksud menjatuhkan timnas, menjelekkan timnas, ataupun antipati terhadap timnas. Apalagi saya pun bukan seorang pelatih, bukan seorang profesional dalam basket, dan saya tahu, saya hanya memiliki secuil pengalaman dalam menilai basket, dan itupun saya yakin, saya pasti lebih banyak salahnya. Saat ini saya hanyalah seorang penikmat basket, dan sungguh benar-benar berharap basket Indonesia semakin semarak. Tidak hanya basket putra, tapi juga basket putri. Siapapun pemain yang terpilih dalam timnas putri ini, saya sangat mendukungnya.

Saya merasa percuma saja jajaran manajemen dan pelatih melakukan bongkar pasang pemain, memanggil pemain ini, mengganti pemain itu, jika mereka yang terpanggil hanya bermain seperti itu. Saya hanya tidak ingin melihat mereka bermain egois, bermain sendiri-sendiri, bermain untuk meraih poin sebanyak-banyaknya, bermain agar dilihat oleh pelatih, bermain agar terpilih masuk 12 besar. Saya dan mungkin penikmat basket lainnya, hanya ingin melihat mereka bermain dengan hati, bermain dengan semangat tinggi, bermain dengan keyakinan untuk menang. Saya tidak ingin melihat timnas putri yang begitu digembar-gemborkan –dengan pelatih asingnya- bermain seperti ini, kemudian di SEA Games nanti justru hanya menjadi bulan-bulanan lawan. Tidak, saya sama sekali tidak ingin seperti itu. Saya sungguh ingin melihat Wulan, Jojo, Ranie, Sinta, dan semua personel timnas lainnya bermain seperti ketika mereka bermain di klub atau kampus masing-masing. Dengan hati.

Sedikit menyambung ke timnas putra –seperti yang sudah dibahas di artikelnya mas Udjo, saya juga ingin melihat mereka semua bermain dengan semangat. Entahlah, seperti Xaverius mungkin, yang selalu terlihat sangat-sangat ingin menang? Guys, play with heart, please!!

* tulisan ini saya buat tidak untuk menjatuhkan siapapun, tidak pula untuk menyalahkan siapapun. Saya yakin, saat ini semakin banyak kalangan yang peduli dengan basket Indonesia. Sekali lagi, saya hanya seorang penikmat basket, yang berharap basket di Indonesia semakin jaya. Amien!

Bagaimana Kalau Bentuk Lain Half-time Show?

oleh: Arry Widyosasono

Siapapun yang membaca tulisan ini, menurut gw bisa dipastikan adalah penggemar basket yang pasti pernah nonton event basket lokal atau turnamen Internasional yang diadakan di Indonesia. Entah itu NBL Indonesia, Libama, SEABA, pertandingan persahabatan seperti NBL vs USA Legends yang beberapa waktu lalu diadakan di Jakarta dan Surabaya, atau streetball event (kalau yang ini jujur gw gak tahu soalnya gw belum pernah nonton event streetball secara langsung).

Satu hal yang menarik perhatian gw dari setiap event basket, yaitu halftime show! Ya, apa siy halftime show yang biasanya ada di event basket kita? Hampir pasti modern dance! Pertama kali gw nonton basket di tahun 2000 sampai terakhir gw nonton beberapa bulan lalu, pertunjukannya masih sama. Dari 15 menit jeda waktu istirahat, hampir seluruhnya diisi dengan acara dance.

Jujur saja, gw sudah sangat amat bosan dengan halftime show kaya gini, pasti kalau gak halftime show dengan modern dance ya games berhadiah. Kalau games siy gw gak pernah bosan (secara gw sering ikutan dan dapat hadiah :p).

Gw siy berharap ke depannya ada bentuk lain dari halftime show yang bisa lebih menarik, semisal salah satunya dengan melibatkan pemain. Misalnya man to man dengan pemain (atau bisa juga 3 on 1, 3 penonton vs 1 pemain biar lebih seru), adu free throw/three point sama pemain, atau adu lay up with style pemain vs penonton (gak perlu maksain slam dunk antara pemain vs penonton). Jadi penonton bisa ngerasain langsung skill pemain profesional. Gak cuma nonton. Sehingga hubungan yang terbentuk antara pemain dan penonton bakal lebih erat, kalau sudah lebih erat, otomatis penonton bakal lebih cinta sama pemain profesional idolanya, kalau sudah cinta, maka bakal berusaha untuk nonton terus secara langsung (analogi iseng gw :p). Gw jg ngerti siy pas halftime kan pemain pada istirahat, tapi biasanya kan 5 menit terakhir dari halftime udah pada shoot-shootan lagi tuh, nah mungkin ada 1 atau 2 pemain yang berbaik hati mau adu skill sama fans tersayangnya? Hehehe.. Biasanya games cm antara penonton vs penonton. Kurang seru menurut gw. Hehehe.

Gw sempet senang pas lihat games halftime show waktu ada 3 orang penonton adu free throw dengan Okiwira sm 1 org pemain USA legends (gw lupa namanya). Nah mungkin games-games seperti itu bisa lebih dibanyakin, dance boleh lahh, tapi dikurangin kali ya. Gw ngerti siy memang seperti gak afdol kalau game basket ga ada dance nya. Di NBA juga dance pasti selalu ada.

Gw harap penyelenggara lebih kreatif sedikit bikin halftime show, ya contohnya dengan yang tadi sudah gw sebutkan (gw cuma bisa sebutin sedikit, gw pun gak terlalu kreatif :p).
Hidup basket Indonesia!

Indonesian Basketball: Who Is Responsible?

Dapat kiriman tulisan dalam Bahasa Inggris dari Gita Tri Rahayu. Katanya, ini adalah Tugas Akhir di tempatnya les Bahasa Inggris dan hasrus dipresentasikan ke hadapan para pembimbingnya. Nice writing :D

Indonesian Basketball: Who Is Responsible?

by: Gita Tri Rahayu

As we all know our daily life cannot be separated with sport. If we want to be a healthy person, we need to do some sports. In Indonesia there are a lot kinds of sports, such as football, badminton, basketball and many more. Both badminton and football have enough attention from the government, the society, and the media. It can be seen from the number of impressions of football and badminton on the TV. And also from the number of viewers who come directly to the game or the viewers who watch it on TV. But it’s not happened in basketball, although, Indonesian basketball has a lot of achievement. So, to make it better and better to get more achievement, Indonesian basketball needs support from various aspects. Indonesian basketball needs more attention from the government, the society, and the media.

First of all, one of national basketball competition is held by private company. It is something that really embarrassing to know. Maybe there are a lot of questions that appear like, why it is hold by private company? or, why the government won’t hold it?. The answer of that question is because the government doesn’t have enough budget for basketball than if we compare it with other sports like football and badminton. The government won’t hold it because to organize basketball competition needs big amount of money. Other reason why it isn’t held by the government is because the government think that they will lose if they hold it. Why? Because just a few people want to watch it. And the last reason is because the lack of sponsorship to organize the competition Second, Indonesian basketball has a lot of achievement. Although, there are many problems to hold a competition in Indonesia, there are a lot of achievement that Indonesian Basketball get. But only a few people know about it. Why? Because it is something that very rare to see an impression from Indonesian basketball on TV, on radio or other media. Having the same reason with the government, the media won’t show it because media think they will lose to show it. Because to show an impression, media need a big amount of money, and if there are only few people want to watch it, they will be lose. The other achievement is that Indonesian basketball still achieve in Asean even in international competition. These are some of the achievement that Indonesian basketball got (national team):
• 2nd champion in Ganefo competition : 1963, 1966
• Runner up ASEAN student competition : 1991
• 7th times got bronze medal in Sea Games : 1979, 1989, 1993(men & women), 1997, 1999, 2001
• Silver medal in Sea Games: 1991, 2001, 2007

And we hope in 26th Sea Games that will be hold in Indonesia , Indonesian basketball can get silver medal or even gold medal.

Third, there are some negative opinions about our national basketball, such as people are pessimistic about the ability of national basketball. People are pessimistic because they don’t know really well about the achievement that Indonesian basketball got. Other opinion is people think that it is a kind of boring sport. They think that other kind of sports in Indonesia is better than basketball. Whereas, if we compare it with other sports like football, basketball is not a boring sports. Can you imagine, to make a goal in football need a long time. And it is different with basketball that to make score only in seconds. Our eyes cannot be moved from the game. So, the reason that it is a boring sport is a big mistake. The last opinion is that basketball can only be enjoyed by certain people. It is a really wrong opinion, because they who don’t know, think that they need a big amount of money to watch basketball. Otherwise, if they know, they won’t say like that. For example, one of the basketball competitions in Indonesia like NBL (National Basketball League) they only need Rp. 20.000, with that amount people can enjoy to watch. And something that really make us proud in Indonesian basketball is the viewers or supporters are so supportive. In the history of Indonesian Basketball, there is no riot, because the team that they support is lose. Really different with football supporter in Indonesia.

Fourthly, Indonesian Basketball needs support from various aspects, such as the government, the society, and the media. To make Indonesian Basketball has a better future, it really needs a big support from those aspects. It really needs sponsorship. We can’t deny that to organize a competition needs a big amount of money that some of the money can be gotten from the sponsorship. So, if Indonesian Basketball has enough sponsorship, it will be easier to organize a competition. Besides that, the government should give more budget to basketball. So, with enough budget to hold a competition is something that is easy. And the most important support is from the society. People can support Indonesian Basketball by coming directly to the event or at least watching it on TV. This is something that very difficult, because it is about the sense of the society. But if you don’t like you should try to watch it before you say that you don’t like. So, you have a reason to say that you don’t like, or maybe you will say that you like basketball.

The last but not least, basketball should be socialized from an early age to be closer to Indonesian people. So, basketball in Indonesia will be something that very usual that we can see. Besides that, if it socialized from an early age, it will increase the ability to play basketball in Indonesia. And also to increase the endearment to Indonesians. If it happen to get better achievement in the future is something which is not impossible.

In conclusion, Indonesian Basketball has a lot of proudly achievement, but it doesn’t have enough support from the government, the society, and the media. So, to support our national basketball to have a better future, Indonesian basketball needs more attention and support from the government, the society, and the media, such as the government gives more budget to basketball, the media gives more support by increasing the number of basketball impressions on TV, on the radio or other program. And the most important, the society can support by coming directly to the game or just watching it when it air on TV.

Catatan Terakhir dari L.A.L. World Challenge Surabaya 2011

oleh: Rony Tjong

Tanpa Gairah di Laga Penutupan; Kontes Slam Dunk Terbaik (Hari 5 L.A.L. World Challenge 2011)

Memasuki hari terakhir dari rangkaian perlehatan L.A.L. World Challenge 2011, beberapa tim tampil di bawah kapasitas yang dimiliki atau tanpa gairah mengejar kemenangan. Indikasinya terlihat dari selisih poin dari tiga pertandingan yang diselenggarakan. Pertama, Melaka Selection berhasil mengalakan Muba Hangtuah dengan skor 78-41. Di game kedua, lagi-lagi tim kuat asal Australia harus bertekuk lutut dengan tim Sunlot China 62-80. Di game pamungkas, CLS Knights harus mengakui keunggulan Aspac Jakarta dengan selisih poin yang cukup telak 78-93.

Salah satu faktor penyebab yang menjadi alasan utama kemerosotan peforma dari tim-tim yang bertanding adalah kelelahan. Selama lima hari berturut-turut tanpa istirahat, seluruh tim harus bermain. Ini jelas sangat menguras fisik dari para pemain. Faktor penyebab lain-nya adalah turnamen ini sudah membukukan CLS Knights sebagai Juara di hari ke empat. Sehingga hasil di hari kelima sudah tidak akan memengaruhi lagi untuk mencari tim juara. CLS Knights mengunci kemenangan pada hari ke empat setelah menang atas Muba Hangtuah dan kukuh berdiri di posisi puncak klasemen.

Perlehatan hari Kelima (penutupan) sedikit terangkat berkat diselenggarakannya kontes Slam dunk. Kontes ini sangat menjadi daya tarik dari penonton. Khalif Akbar (Aspac), Freddy Chen (CLS Knights), Teguh (Muba), Pero Vaseljevic (Gold Coast), dan terakhir wakil dari Sunlot memberikan tontonan yang sangat menghibur. Freddy Chen, melakukan Slam dunk sambil mengambil topi Dimaz yang diletakan di atas ring dan setelah mendarat dia langsung memakai-nya. Pero Vaseljevic, menjadi yang terbaik malam itu. Dia berhasil melakukan 2 kali Slam dunk keren, pertama Pero melakukan dunk dengan kedua tangan, di mana bola tersebut di berikan oleh James Harvey yang berdiri di atas Ring. Kedua, Pero melakukan Dunk dengan bergelantungan mengunakan tangan kiri dan langsung menceploskan bola dengan mengunakan tangan kanan.

CLS Knights Juara L.A.L. World Challenge 2011

Akhirnya, LALWC mentahbiskan CLS Knights Surabaya sebagai yang terbaik. CLS Knights kokoh di puncak Klasemen dengan rekor 4 kali kemenangan dan 1 kali kekalahan dari 5 game yang dijalani. Posisi runner-up ditempati oleh Gold Coast Australia yang memiliki statistic sama dengan Aspac Jakarta 3 kemenangan dan 2 kekalahan. Akan tetapi, Gold Coast unggul head to head atas Aspac (Gold Coast mengalahkan Aspac di hari kedua LALWC).

Sementara itu, Muba Hangtuah harus puas berada di urutan ke-empat klasemen dan diikuti oleh Sunlot China di urutan kelima, serta Melaka Selection Malaysia di peringkat enam (juru kunci). Keberhasilan dari tim-tim Indonesia untuk dapat bersaing dengan tim-tim luar tidak lepas dari peranan pemain Asing (foreign player).

Peranan pemain asing sangat membantu dan menambah kekuatan tim-tim Indonesia. Ketiga pemain asing Chris Commons (CLS Knights), Kyle Cuffe (Muba Hangtuah), dan Antohny Johnson (Aspac) sangat produktif semenjak bermain di LALWC. Meskipun selalu menjadi mesin poin utama, peranan pemain asing justru membantu mengangkat peforma dari pemain lokal di masing-masing tim. Sandy Kusuma (CLS Knights), Dimaz Muhhari (CLS Knights), Oki Wira (Aspac), Rama (Aspac), Wilopo (Muba), Teguh (Muba) merasakan manfaat dari kehadiran pemain asing di dalam tim.

Secara keseluruhan turnamen ini sangat membantu para pemain muda Indonesia untuk lebih mendapatkan jam terbang dan pengalaman bertanding.
Malam itu juga, panpel dari LALWC menobatkan beberapa pemain terbaik menurut kategori. Best Steal jatuh ke tangan Dimaz Muhhari yang juga merupakan jagoan pencuri bola di NBL Indonesia. untuk Top Skor diberikan kepada pemain asing dari Aspac Jakarta Antohny Johnson. Sedangkan untuk best Rebound jatuh ketangan pemain Sunlot China Yan Zhuang. Penghargaan terpopuler yakni MVP(most valuable player) jatuh kepada seorang pemain Sunlot China yakni Chen Rongren (No.Punggung 7). Dia selalu tampil gemilang membawa Sunlot China selama 5 hari perlehatan LALWC. Ketika berhadapan dengan Melaka Selection, Chen Rongreng berhasil melesatkan 52 poin, dan ini menjadi rekor poin tertinggi di LALWC. Apalagi, kemampuan yang dia miliki patut di sejajarkan dengan James Harvey (Gold Coast).

Selamat bagi panitia penyelenggara berhasil memberikan tontonan yang sangat menarik bagi warga pecinta bola basket khususnya di Surabaya. dan tentu selamat bagi para pemenang dan para pemain terbaik di ajang LALWC. Sampai jumpa tahun depan, semoga turnamen ini tetap akan di selenggarakan.

L.A. Lights World Challenge 2011
Juara 1 : Nuvo CLS Knights Surabaya
Juara 2 : Gold Coast Scoody ALL-STAR Australia
Juara 3 : Aspac Jakarta

Penghargaan :
Best Steal : Dimaz Muhhari (CLS Knights)
Best Rebound : Yan Zhuang (Sunlot China)
Top Skor : Antohny Johnson ( Aspac Jakarta)
MVP : Chen Rongren (Sunlot China)

CLS Knights Belum Terkalahkan (Hari 4, L.A.L. World Challenge 2011)

oleh: Rony Tjong

Field Goal/Poin Tertinggi di Hari Ke-4 L.A. Lights World Challenge 2011

L.A.L. World Challenge 2011 telah berjalan selama empat hari (sampai hari Jumat-kemarin). Di hari keempat, seluruh tim tampil beringas. Dari hasil ketiga pertandingan yang mempertemukan antara Muba Hangtuah dengan CLS Knights di game pertama, Melaka Selection menghadapi Gold Coast Australia, dan penutupan Sunlot China menjamu Aspac Jakarta, seluruhnya menghasilkan field goal atau poin yang sangat tinggi.

CLS Knights menang atas Muba Hangtuah dengan Skor 91-71, Gold Coast Australia sendiri menutup pertandingan dengan skor hampir 100 poin, 99-93 atas Melaka Malaysia. Di pertandingan terakhir, Aspac menumbangkan tim asal China dengan Skor 94-71. Ini perolehan tertinggi dari empat hari penyelenggaraan L.A.L. World Challenge 2011, di mana sebelumnya perolehan skor tertinggi di raih oleh Sunlot China ketika berhadapan dengan Melaka 90-88 lewat babak over-time (pada hari ketiga).

CLS Knights Belum Terkalahkan, Kontribusi Luar Biasa dari Chris Commons

Sempat mengalami gangguan pencernaan sebelum bertanding, tidak menghalangi Chris Commons tampil hebat dan memberikan kemenangan bagi CLS Knights. Bermain hampir 30 menit, Chris Commons berhasil membukuhkan 35 poin, dan mengantarkan CLS Knights menang dengan skor 91-71 atas Muba Hangtuah. Ini rekor spektakuler yang diraih oleh CLS Knights. Sampai saat itu (Jumat), CLS Knights satu-satunya tim yang belum terkalahkan di LALWC.

Berhadapan dengan Muba Hangtuah, CLS Knights harus bersusah payah meraih kemenangan. Q1 sampai Q3 Muba Hangtuah memberikan perlawanan sengit, dan saling kejar-kejaran angka dengan CLS Knights. Barulah pada Quarter akhir, CLS Knights leading jauh berkat beberapa kali tembakan tiga angka dari Chris Commons.

Permainan Muba Hangtuah yang lebih banyak mengandalkan Kyle Cuffe di bawah ring, cukup berjalan dengan baik. Tapi, sangat disayangkan, ketika Kyle Cuffe berhasil di matikan para pemain lokal kurang memberikan kontirbusi, dan banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Defense Muba Hangtuah mudah sekali ditembus oleh anak-anak CLS Knights.

Hebatnya lagi, kemenangan ke-empat bagi CLS Knights itu, membuat tim kebanggaan Kota Surabaya ini mengamankan peluang meraih juara di LALWC. Meskipun harus kalah di game terakhir hari ini (Sabtu, 21 Mei), CLS Knights dipastikan tetap meraih gelar juara. CLS Knights lebih unggul dari Gold Coast Australia yang sampai saat ini hanya kalah satu kali oleh CLS Knights (Jika hari ini Gold Coast dapat memenangi pertandingan melawan Sunlot guang Tian Dui). Aspac dan Muba telah mengalami 2 kali kekalahan. Secara head to head, CLS Knights lebih unggul dari Gold Coast Australia karena di pertemuan antara kedua tim, CLS Knights berhasil meraih kemenangan.

Gold Coast Australia Menang Lewat Kerja Keras

Pertandingan kedua antara Gold Coast Australia dan Melaka Selection berjalan sangat ketat. Melaka Selection satu-satunya tim yang belum pernah meraih kemenangan di ajang LALWC, langsung mengebrak di awal babak. Lewat tembakan-tembakan jarak jauh dari Kuek Tian Yuan, Wee Chuan Chin, Melaka jauh meninggalkan Gold Coast di akhir babak pertama.

Pertandingan sempat berjalan panas, dan memaksakan Marcus Morisson beserta satu pemain Gold Coast harus diusir keluar lapangan. Insiden itu terjadi akibat salah satu pemain Gold Coast terkena sikut Marcus Morrison, tidak terima rekannya disakiti para pemain Gold Coast langsung menghampiri Marcus. Tidak ingin tinggal diam, Marcus langsung berusaha menyerang salah satu pemain Gold Coast. Untung wasit cukup sigap dan berhasil memisahkan kedua belah pihak. Wasit langsung mengambil keputusan mengusir (eject) kedua pemain.

Keluarnya Morrison menjadi malapetaka bagi Melaka Malaysia, dan keuntungan bagi Gold Coast Australia. Hilangnya Marcus setidaknya mengurangi kekuatan Melaka di sisi Defense, karena Marcus Morrison berperan untuk menjaga ketat bintang Gold Coast James Harvey.

Akhirnya, Gold Coast berhasil menutup pertandingan dengan kemenangan 99-91 atas Melaka Selection Malaysia. Meskipun harus kalah, pemain-pemain muda Melaka Selection sebenarnya menunjukan kualitas permainan yang sangat baik. Mereka cukup memiliki prospek yang harus menjadi perhatian khusus bagi tim-tim Indonesia. Perlu di ketahui, Melaka Selection mayoritas dihuni oleh pemain-pemain muda yang akan di proyeksikan untuk turun di ajang internasional membela klub maupun Negara Malaysia.

Aspac Kembali Ke Jalur Kemenangan

Tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama saat berhadapan dengan Muba( pada hari ketiga, Aspac harus menelan kekalahan dari Muba akibat kesalahan dalam rotasi pemain), Aspac langsung merubah strategi permainan. Mereka langsung menjelit di awal-awal pertandingan lewat pemain asing mereka Anthony Johnson.

Sunlot China yang hanya mengandalkan kemampuan individu dari seorang Chen Rongreng (mantan bintang Huaqiao University) tidak dapat berbuat banyak dalam menahan gempuran-gempuran pemain muda Aspac. Beberapa kali Oki Wira, Rizky Effendi, Rama menghujam jantung pertahanan tim yang berasal dari China itu.

Aspac menutup pertandingan dengan skor telak 94-71 atas Sunlot Guang Tian Dui China. Di laga penutupan, Aspac akan menghadapi tim yang berhasil menjadi finalis NBL Indonesia musim lalu yang saat ini belum terkalahkan di LALWC CLS Knights.

Persaingan Semakin Panas, Penuh Kejutan! (Hari 3, L.A.L. World Challenge 2011)

oleh: Rony Tjong

Memasuki hari ketiga, peta persaingan di L.A.L. World Challenge 2011 semakin panas. Tidak ada lagi terlihat dominasi dari tim-tim kuat, seluruh tim punya kans yang sama untuk meraih kemenangan. Meskipun hanya bersifat turnamen, seluruh tim berjuang habis-habisan untuk menjadi yang terbaik. Hari ketiga, di game pertama mempertemukan Sunlot Guang Tian Dui menghadapi Melaka Selection. Selanjutnya, giliran tuan rumah CLS Knights Surabaya meladeni Gold Coast Australia yang diprediksi akan menjuarai turnamen ini. Pertandingan terakhir, mempertemukan dua tim Indonesia Aspac Jakarta dan Muba Hangtuah.

Ketiga pertandingan berjalan sangat panas dan penuh kejutan. Sunlot China dan Melaka Selection adalah dua tim yang belum pernah meraih kemenangan di ajang LALWC. CLS Knights dan Gold Coast adalah dua tim yang belum terkalahkan. Sedangkan partai Aspac dan Muba di penutupan, merupakan persaingan antara kedua kontestan yang berasal dari NBL Indonesia. Sunlot China akhirnya berhasil memetik kemenangan pertama lewat babak over time, dan CLS Knights berhasil menghajar tim kuat calon juara Asal Australia, serta terakhir Muba Hangtuah berhasil memenangkan duel antara tim Indonesia.

Sunlot Guang Tian Dui Raih Kemenangan Pertama dengan Susah Payah

Pertandingan antara Sunlot Guang Tian Dui dan Melaka Selection berjalan sangat ketat. Kedua tim saling bergantian memimpin. Karakter permainan antara tim China dan tim Malaysia kurang lebih sama, lebih banyak mengandalkan penetrasi-penetrasi ke jantung pertahanan ketimbang melakukan tembakan-tembakan jarak jauh. Kedua tim, sama-sama menunjukan keinginan untuk merebut kemenangan dalam pertandingan ini.
Pertandingan berjalan imbang, sampai akhir pertandingan skor masih tetap 78 sama. Dilanjutkan kedalam babak OT (over time), Melaka Langsung tancap gas untuk meninggalkan Sunlot 86-81. Berkat penampilan gemirlang dari Chen Rongren (Eks Huaqiao University-salah satu tim peserta CUBA), Sunlot China berhasil menyamakan kedudukan 88 sama di sisa waktu satu menit. Akhirnya, Chen Rongreng juga yang berhasil memastikan kemenangan bagi Sunlot China lewat fade away jump shot di detik-detik akhir. 90-88 untuk Kemenangan Sunlot Guang Tian Dui.

CLS Knights Beri Pelajaran bagi Gold Coast Australia

Kejutan terjadi di pertandingan kedua, antara CLS Knights yang berhadapan dengan Gold Coast Australia. Bermain di kandang sendiri, para punggawa CLS Knights tidak ingin dipermalukan oleh James Harvey dan kawan-kawan, seluruh pemain CLS Knights bermain dengan hati sebagai pemenang. Mereka sangat rajin melakukan penjagaan terhadap pemain-pemain Gold Coast. Tidak hanya itu saja, Anak-anak CLS Knights sangat bagus dalam membangun serangan, dan harus diakui akurasi tembakan anak-anak CLS Knights sangat bagus malam itu.

CLS Knights langsung menggebrak di awal-awal pertandingan lewat tembakan-tembakan jarak jauh dari Sandy Kusuma dan Chris Commons. Kedua pemain ini lah yang menjadi bintang malam itu dengan perolehan 21 Poin bagi CLS knights. CLS Knights terus meninggalkan Gold Coast dengan selisih poin 13 di akhir babak pertama. Memasuki quarter ketiga, Gold Coast mulai bangkit dan mengejar CLS Knights lewat duet James Harvey dan Pero Vasiljevic.

Beruntung CLS Knights memiliki Dimaz Muharri, ia berhasil mematahkan momentum dari lawan dengan kemampuan spesialis dia melakukan Steal. Tercatat di hari itu, Dimaz berhasil melakukan 7 kali Steal, salah satunya ketika dia berhasil melakukan steal terhadap pemain nasional Australia James Harvey. Akhirnya, CLS Knights menutup laga dengan kemenangan 77-68 atas tim kuat Gold Coast Australia. Ini juga memngukuhkan CLS Knights sebagai tim yang belum pernah terkalahkan di sepanjang LA Lights World Challenge 2011.

Aspac Buat Kesalahan dalam Rotasi Pemain

Muba Hangtuah harus berterima kasih kepada Tim pelatih Aspac Jakarta. Kemenangan kedua Muba itu diperoleh atas kesalahan tim pelatih dalam merotasi pemain. Unggul 15 poin di Pertengahan Quarter 3, membuat Coach Tjetjep menarik bintang asing mereka Antohny Johnson, dan di gantikan oleh Anggi Rizki. Kesempatan emas itu tidak di sia-siakan oleh Muba, Muba langsung mengubah gaya permainan dengan memaksimalkan Kyle Cuffe bermain di bawah ring. Alhasil, Muba langsung memperkecil ketertinggalan di akhir Quarter ketiga dengan selisih 1 poin.
Lagi-lagi, memasuki Quarter penentu (Q-4), Aspac melakukan kesalahan dengan memasukan Khalif Akbar dan Yoel mengantikan Rama dan Vinton. Kedua pemain tersebut acap kali melakukan turnover yang sangat merugikan Aspac. Beruntung, saat itu akurasi tembakan dari Muba lagi Bagus, mereka langsung melesatkan empat kali tembakan tiga angka lewat Teguh, Wilopo, dan Mei Joni.

Di sisa waktu dua menit Q-4, Muba langsung unggul lima poin dari Aspac Jakarta. Pemain Asing Muba Hangtuah bermain sangat baik, dia menjadi motor setiap serangan dari Muba, begitu juga dirinya menjadi tembok yang kokoh bagi pertahanan Muba hangtuah. Akhirnya, Muba berhasil mencuri kemenangan dari Aspac 83-76. Ini kemenangan kedua Muba di LALWC dan Kekalahan Kedua bagi Aspac, dimana sebelumnya Aspac terlebih dahulu di kalahkan oleh Gold Coast di hari kedua.

Seluruh Tim Tampil lebih Impresif (Hari 2, L.A.L. World Challenge 2011)

oleh: Rony Tjong

Hari kedua penyelenggaraan turnamen internasional yang menghadirkan enam tim dari empat negara, mempertemukan tiga tim lokal Indonesia dengan tiga tim luar. Pada game pertama, Muba Hangtuah berhadapan dengan Sunlot China. Di game kedua, Aspac Jakarta berhadapan dengan tim raksasa asal Australia Gold Coast Scoody ALL-STAR. Penutupan, tuan rumah CLS Knights melawan Melaka Selection yang mewakili negara Malaysia.

Berbeda denga hari pertama, di game kedua ini seluruh tim tampil lebih impresif dibanding penampilan mereka di hari pertama. Jika di hari pertama, selisih poin yang terpaut cukup jauh antara tim pemenang dan tim yang kalah, bahkan beberapa tim menunjukan kualitas permainan yang jauh di bawah ekspetasi. Hari kedua, peta persaingan lebih ketat. Muba hangtuah, Nuvo CLS Knights harus bersusah payah meraih kemenangan, sebelum terlebih dahulu tertinggal oleh lawan. Begitu juga dengan tim calon juara asal Australia Gold Coast Scoody ALL-STAR yang harus bersusah payah mengalahkan Aspac Jakarta.

Kyle Cuffe Berikan Kemenangan Pertama Bagi Muba Hangtuah

Setelah dihempaskan oleh CLS Knights di hari Pertama, Sunlot China merubah strategi permainan ketika berhadapan dengan Muba Hangtuah. Sunlot China, lebih banyak mengandalkan tembakan-tembakan jarak jauh dan itu terbukti berhasil merepotkan barisan pertahanan Muba di awal-awal pertandingan. Muba mulai membalikan keadaan di Quarter kedua lewat permainan cepat Robert Santo, dkk. Beberapa kali fast break dari Muba yang berhasil diakumulasikan menjadi poin. Muba hangtuah menutup Q-2 dengan keunggulan 38-30 atas Sunlot Guang Tian Dui China.

Memasuki Q-3, Muba Hangtuah lebih banyak memainkan Kyle Cuffee di bawah ring, dan melakukan tembakan-tembakan jarak jauh. Sunlot China memberikan perlawanan sengit lewat penampilan gemirlang dari Chen Rongren (nomor punggung 7). Pemain yang pernah membela Huaqiao University di ajang CUBA (Semacam Libamanas di Indonesia), mengobrak-abrik pertahanan Muba lewat tembakan-tembakan tajamnya.

Pertandingan berjalan semakin ketat memasuki Quarter penutupan. Kedua tim bermain cepat dan saling kejar-mengejar angka. Menyisakan waktu 01.22, kedudukan 68 sama. Muba harus berterima kasih kepada Kyle Cuffe, di menit-menit krusial Kyle berhasil melakukan ofensif rebound dan mencetak dua point bagi Muba. Akhirnya, Muba Hangtuah berhasil memetik kemenangan pertama mereka ajang L.A. Lights World Challenge 2011 dengan skor 71-68.

Aspac Jakarta Berikan Perlawanan Ketat Gold Coast Scoody

Melawan Aspac Jakarta, Gold Coast langsung tancap gas di awal pertandingan. Dimotori oleh James Harvey, Gold Coast Menutup Quarter 1 dengan keunggulan 23-13 atas Aspac Jakarta. Permainan gemirlang ditunjukan oleh Punggawa Muda Aspac Jakarta, mereka berani menekan pemain-pemain Gold Coast dan ngotot mengejar ketertinggalan. Babak pertama di tutup dengan 30-44 untuk keunggulan Gold Coast Scoody.

Sempat tertinggal cukup jauh lewat permainan ciamik dari James Harvey, mantan pemain Nasional Australia di ajang Olimpiade 2008 lalu, Aspac Jakarta memperkecil ketinggalan lewat empat kali tembalan tiga angka dari Anthony Johnson. Mendapatkan Momentum di menit-menit akhir, seolah menjadi keuntungan bagi pasukan untuk mengapai kemenangan. Sangat disayangkan, keunggulan itu di patahkan oleh penampilan menawan dari James harvey, dia melesatkan 2 kali tembakan 3 angka dan mempertahankan keunggulan. Akhirnya, Gold Coast berhasil memetik kemenangan dengan skor 89-81 atas Aspac Jakarta. James Harvey sendiri berhasil membukuhkan 43 poin bagi Gold Coast, rekor poin tertinggi di L.A. Lights World Challenge 2011.

CLS Knights Unggul Atas Melaka Selection

Tuan rumah CLS knights Surabaya, berhasil melanjutkan tren positif di game kedua mereka. Berhadapan dengan Melaka Selection, CLS tampil beringas dari awal pertandingan. Mengandalkan permainan cepat, CLS knights Unggul terlebih dahulu 10-02. Berselang beberapa menit kemudian, gantian Melaka Selection mengejar ketertinggalan dan membalikan keunggulan. Guganeswaran, melesatkan 2 kali 3poin dalam quarter ini, membuat Melaka Unggul 26-22 atas CLS Knights.

Memasuki Quarter kedua, CLS Knights terlihat lebih menekan, tapi sangat disayangkan akurasi dari Sandy dan kawan-kawan sangat buruk. Banyak sekali peluang menghasilkan poin yang disia-siakan oleh anak-anak CLS knights. Beruntung, permainan Melaka Selection tidak terlalu baik, mereka lebih banyak melakukan kesalahan-kesalahan sendiri. Quarter 2 ditutup dengan 32-34 untuk keunggulan Melaka Selection.

Memasuki Q-3, kedua tim berbalas-balasan menghasilkan poin. Chris Commons dari CLS Knights melesatkan 10 poin di quarter ini, sedangkan dari kubu Melaka, Guganeswaran (PG timnas Malaysia) melesatkan 6 poin untuk menutup quarter 3 dengan selisih 1 poin untuk keunggulan CLS Knights.

Quarter pamungkas, CLS Knights bangkit. Mereka langsung meninggalkan Melaka lewat 3 poin dari Tony Agus dan Jeffry Bong. Pertandingan sempat berjalan panas, ketika Marcus Morrison harus terkena Technical Foul akibat sengaja mendorong Agustinus Indrajaya. Akhirnya, CLS Knights berhasil memperjauh jarak dan membukuhkan kemenangan atas melaka dengan skor 79-69.

Dua Tim Indonesia dan Satu Tim Luar Petik Kemenangan (Hari 1, L.A.L. World Challenge)

oleh: Rony Tjong

Hari pertama turnamen internasional L.A.L World Challenge berlangsung cukup meriah. Disaksikan sekitar kurang lebih 3000 pasang mata, dua tim Indonesia Aspac Jakarta dan CLS Knights berhasil memetik kemenangan dengan mengandaskan dua tim tamu Melaka Selection Malaysia dan Sunlot China. Sangat disayangkan, satu tim Indonesia harus menerima kekalahan dari tim kandidat kuat juara di turnamen Internasional ini; Gold Coast Australia.

Kekuatan Pemain Muda Aspac dan Dukungan Luar Biasa dari Kehadiran Pemain Asing

Aspac tampil beringas dalam laga perdana mereka melawan tim wakil Malaysia Melaka Selection, mereka berhasil menundukan Melaka dengan skor telak 82-65. Meski harus tampil dengan mayoritas pemain muda, tidak sedikit pun mengurangi kualitas permainan Aspac. Beberapa pemain muda seperti Okiwira (eks-Pelatnas), Abraham Yoel, Rizky Effendi berkali-kali merepotkan barisan pertahanan Melaka Selection.

Kemenangan telak itu tidak lepas dari dukungan seorang pemain yang berasal dari Amerika Serikat, Anthony Johnson. Johnson mengemas 28 poin dan 15 rebound. Kehadiran pemain berusia 32 tahun itu memberikan dukungan yang luar biasa ke dalam tim yang mayoritas dihuni oleh pemain-pemain muda, terlihat ia suskes mengangkat mental rekan-rekan timnya.

Di samping itu, penampilan tim yang sempat menjuarai NBL Malaysia tiga tahun berturut-turut sangat mengecewakan. Terutama dalam pertahanan, beberapa kali para pemain Melaka melakukan kesalahan-kesalahan fundamental dalam defense, seperti jarang melakukan box-out dalam rebound, help side sering telat, dsb. Tampil dengan skuad muda untuk proyeksi tim nasional Malaysia, para pemain Melaka terlihat kurang memiliki jam terbang.

CLS Knights Tampil Garang di Kandang Sendiri

Bertindak sebagai tuan rumah, CLS Knights langsung tancap gas dalam penampilan pertama menghadapi tim dari China. CLS Knights berhasil menghajar Sunlot Guang Tian Dui dengan skor 75-57. Dalam laga tersebut, CLS Knights langsung jauh meninggalkan lawan di awal pertandingan, dan para pemain Sunlot terlihat kewalahan dengan permainan cepat tim tuan rumah.

Permainan gemirlang juga ditunjukan oleh pemain impor CLS Knights asal Amerika Serikat, Christopher E. Commons. Ia menjadi pengumpul poin terbanyak dan rebound terbanyak bagi CLS Knights dengan 34 poin dan 10 rebound. Seluruh poin itu diraih lewat tembakan-tembakan jarak jauh dan juga drive-drive tajam ke jantung pertahanan Sunlot China.

Kemenangan CLS Knights juga tak lepas dari kontribusi pemain-pemain lokal CLS Knights. Seluruh pemain memiliki Kontribusi yang berbeda-beda. Jeffry Bong, Agustinus Indrajaya, Dimaz Muharri sangat disiplin dalam menjaga pertahanan, sedangkan Sandy Kusuma dan Yayan Ekayana sangat merepotkan jantung pertahanan Klub yang bermarkas di Kota Xiamen China tersebut.

Muba Kalah Kelas dengan Tim Australia

Sementara itu di pertandingan terakhir, wakil Indonesia lainnya Muba Hangtuah harus mengakui keunggulan dari tim asal Australia Gold Coast Scoody All Star. Tim besutan Coach Nathaniel Canson itu, tidak mampu menahan gempuran-gempuran pemain Gold Coast yang memang diisi oleh pemain-pemain handal. Terlihat, Muba terlalu memaksakan Pemain asing mereka Kyle Cuffe bermain di bawah ring.

Kualitas permainan Gold Coast Australia ini memang terlihat jauh di atas Muba Hangtuah. Bisa dikatakan, mereka terbaik diantara lima peserta lainnya. Dimotori oleh James Harvey (Posisi PG/SG-mantan punggawa tim nasional Australia), mereka langsung tancap gas meninggalkan Muba di kuarter awal. Meskipun sempat memberikan perlawanan di awal pertandingan, Muba kehabisan tenaga untuk membendung gempuran-gempuran pemain Gold Goast. Gold Coast menutup laga dengan kemenangan telak 82-65.

Permainan Muba tidak terlalu Jelek, mereka kerap membuat repot pertahanan Pero Vasiljevic dan kawan-kawan. Sayangnya, itu tidak dibarengi dengan eksekusi yang baik. Salah satu pemain lokal Muba yang terlihat menonjol adalah Ary Sapto. Meskipun kalah postur dengan pemain-pemain Gold Coast, ia acap kali berhasil melakukan rebound di saat bertahan maupun menyerang.

Setelah berhadapan degan Gold Coast, pada hari ini (kemarin, red) Muba akan menghadapi tim yang dikalahkan oleh CLS Knights yakni Sunlot China. Semoga Muba dapat merebut kemenangan pertama mereka di ajang L.A.L. World Challenge 2011.

Hasil Pertandingan Kemarin (17/5)

Game 1: ASPAC JAKARTA (82) vs (65) MELAKA SELECTION
Game 2: CLS KNIGHTS (75) vs (57) SUNLOT CHINA
Game 3: MUBA HANGTUAH (65) vs (82) GOLD COAST AUSTRALIA

L.A.L. World Challenge, Ajang Uji Coba Pemain Baru CLS Knights, Aspac, dan Muba!

oleh: Rony Tjong

Sebelum terjun di NBL Indonesia musim 2011-2012, tiga tim akan terlebih dahulu terjun dalam ajang turnamen internasional yang diselenggarakan oleh pihak yayasan CLS (Cahaya Lestari Surabaya). Turnamen tersebut bertajuk L.A. Lights World Challenge (LALWC) dengan menghadirkan enam tim dari empat negara; Indonesia, China, Malaysia, dan Australia.

Tiga tim yang akan mewakili Indonesia adalah Aspac Jakarta, CLS Knights Surabaya dan Muba Hangtuah Indonesia Muda Sumatera Selatan. Aspac Jakarta merupakan tim kuat yang memiliki sederet pemain-pemain muda berbakat. Tahun lalu Aspac finis di urutan ke-empat NBL Indonesia. Di lain sisi Muba Hangtuah adalah tim dengan predikat kuda hitam paling menakutkan di NBL Indonesia. Sedangkan CLS Knights sendiri adalah finalis NBL Indonesia musim lalu.

Ajang LALWC ini akan sangat dimanfaatkan oleh ketiga tim profesional Indonesia untuk persiapan menunju NBL Indonesia musim depan (2011-2012). Turnamen ini setidaknya dapat memberikan pengalaman bagi para pemain dalam menghadapi tim-tim luar negeri maupun tim Indonesia lainnya. Selain itu, Turnamen yang diselenggarakan dalam rangka memeringati hari ulang tahun yayasan CLS yang ke-65 ini akan menjadi ajang uji coba para pemain-pemain baru. Dalam artian, pemain yang berasal dari tim junior, pemain baru yang dibeli/ditukar, dan pemain yang melakukan ujicoba (belum di kontrak).

Di antara tiga tim (CLSK, Aspac, dan Muba), CLSK merupakan tim yang cukup agresif dalam menambah amunisi (pemain) baru. Mereka akan mengikut sertakan empat pemain baru, tiga pemain berasal dari tim junior; Herman “Wewe” Lo (Posisi PF/C- MVP Libamanas 2009 bersama UBAYA), Ernest Koswara(Posisi SG- Kapten UBAYA di ajang Libamanas), dan Arif Hidayat (Posisi PG- legenda DBL). Dan satu pemain yang sedang melakukan try-out (ujicoba); Suheilman Salim (Posisi SF/PF- Ex. Angsapura Sania Medan). CLSK juga akan akan bermain tanpa dua punggawa mereka yang sedang mengikuti pelatnas di Jakarta, Dwi Haryoko dan Febri Utomo.

Aspac dan Muba tidak terlalu aktif dalam mendatangkan Amunisi anyar. Muba saat ini baru menyertakan dua pemain dalam daftar yang akan terjun dalam LALWC. Mereka adalah Mei Joni, pemain yang berasal dari tim Libamanas UGM. Satunya lagi adalah I.G. Ngurah Teguh Putra (Top Block NBL Indonesia 2010-2011) yang direkrut dari Citra Satria dengan sistem pertukaran pemain.

Berbeda dengan Aspac Jakarta. Tim yang satu ini tidak terlalu banyak menambah amunisi baru dalam LALWC. Aspac menyertakan beberapa pemain muda mereka yang notabene masih belum mendapatkan jam terbang, seperti : Abraham Yoel Trisakti (PG/SG-Legenda DBL), Khalif Akbar (SF/PF), dan lain-lainnya. Salah satu pemain muda Aspac yang terlihat masih baru bermain di ajang profesional adalah Andaskara Prastawa (PG/SG), bintang SMA 3 Jakarta yang beberapa kali menjadi juara di ajang Pop-Mie Basketball. Dalam ajang LALWC, Aspac akan turun tanpa kehadiran tiga bintang mereka yang sedang mengikuti pelatnas; Xaverius Prawiro, Isman Tohyib, dan Pringgo Regowo.

Maksimalkan Kehadiran Pemain Asing

Berbeda dengan sebelumnya, di ajang LALWC tiga tim Indonesia masing-masing akan diperkuat oleh 1 pemain Asing. Demi menambah daya gedor dalam tim dan tentu untuk dapat bersaing dengan tim-tim kuat luar negeri. Kehadiran pemain asing pasti sangat berdampak dalam permainan tim-tim Indonesia.

Aspac Jakarta telah memberikan konfirmasi, bahwa mereka akan mengunakan satu pemain asing yang berasal dari Amerika. Pemain tersebut sebenarnya sempat bermain di ajang Asean Basketball League (ABL) bersama Brunei Baraccudas dua tahun lalu. Dia adalah Reggie Larry (Posisi SG/SF).

Muba Hangtuah sudah jauh-jauh hari menyebutkan nama pemain asing yang akan mereka sertakan dalam LALWC. Pemain dengan tinggi 206 cm dan berposisi center, Kyle Cuffe.

Finalis NBL Indonesia musim 2010-2011, CLS Knights Surabaya juga tidak ingin kalah dengan kedua kompetitornya dari Indonesia. Bertindak sebagai tuan rumah dan tentunya ingin mendapatkan hasil terbaik, CLS Knights Surabaya mendatangkan seorang pemain asing bernama Chris Commons. Pemain yang musim lalu membela Brunei Barracudas di ABL, merupakan pemain dengan statistik terbaik kedua di bawah Marcus Morrison (Satria Muda ABL) musim lalu.

Menarik untuk melihat peforma amunisi anyar dari masing-masing tim dan tentu melihat persaingan antara ketiga pemain asing yang akan hadir di LALWC, 17-21 MEI di GOR Kertajaya Surabaya.

“Pemain yang Paling Banyak Makan dan Suasana Mencekam,” (Suka-Suka Liaison Officer NBL Indonesia 3/3-tamat)

*sambungan dari Bagian 2/3

oleh: @diitoooo dan Kokok

Pernah dengar istilah “makanlah untuk hidup, bukan hidup untuk makan”? Mungkin istilah ini pas banget buat para pemain NBL Indonesia. Dan bagian ini adalah bagian favorit gw karena gak jarang gw dipaksa melongo melihat porsi makan mereka :))

Biasanya usai latihan atau tanding para tim ini minta diantar ke restoran atau rumah makan yang tersohor di kota pagelaran NBL. Wawasan kami tentang kuliner pun kadang berguna di sini, meskipun mereka punya tempat makan favorit sendiri. Kalau jadwal antar-jemput kita masih memungkinkan untuk mengantar makan, menunggui nya makan hingga selesai lalu mengembalikan mereka ke hotel adalah hal wajib, fardhu ‘ain (wajib!)! Kalau waktu kita gak memungkinkan ya harap maklum yah. Mengingat kewajiban utama kita adalah untuk antar-jemput latihan dan pertandingan.

Ga jarang gw dan teman-teman gw sesama LO ketiban rejeki ditraktir makan bareng sama mereka, cewek-cewek pasti pada ngiri nih. Siapa sih yg gak mau makan semeja bareng Kak Denny Sumargo, Kak Fadlan Minallah atau sama Kak Kelly Purwanto? Hehehe..

Ngelihat porsi makan mereka gak kalah serunya dengan aksi mereka di lapangan. Kak Sandy Febyansyakh contohnya. Seri IV Bali, usai CLS Knights tanding lawan Muba Hangtuah IM Sumatera Selatan, rombongan CLS Knights minta diantar makan di salah satu rumah makan siap saji yang terkenal. Umumnya anak-anak CLSK pesan satu porsi nasi dengan dua potong ayam goreng. Tetapi kak Sandy dengan postur kurusnya mampu melahap dua porsi nasi beserta empat potong ayam goreng!! *geleng-geleng* (mudah-mudahan kak Sandy gak baca, hehehe..)

Atau kak Ruslan dari Stadium Jakarta. Gw yakin rekan-rekannya di Stadium gak ada yang berani menandingi porsi makan doi. Bahkan Kalo diadu makan melawan kak Ratreza yang badannya lebih gede dari kak Ruslan pun, gw masih jagoin Kak Ruslan. Bayangin, pagi-pagi pas gw mau mengantar Stadium pulang ke bandara usai Championship Series, kak Ruslan turun paling akhir dari kamar menuju ruang Breakfast hotel. Pertama-tama dia ambil sepiring kecil roti, okelah buat appetizer. Roti disikat hingga habis, dia memilih omelet dengan dua butir telur. Selanjutnya, masih pemanasan rupanya! Dan ini pamungkas nya, sepiring besar dengan komposisi nasi segunung, mie goreng, sosis, dan sayur-sayuran hingga penuh. Belum lagi ada sepiring buah-buahan disampingnya. Gw bersama sang manajer, kak Tonny Puah sepakat memberi gelar Raja Makan untuk kak Ruslan! :D

Seri II di Bandung juga punya banyak cerita. Salah satunya pengalaman gw mengantar Pelita Jaya Jakarta makan malam. Mengingat itu hari Sabtu, Japanese Resto yang jadi pilihan makan malam rombongan ini sepertinya keder. Selain memang lagi ramai pengunjung, rombongan Pelita Jaya berjumlah 20 orang lebih hingga si resto pun penuh. Menurut gw sih wajar saja kalau pelayanannya agak lama, tetapi beda dong dengan pemain dan official Pelita Jaya yang baru saja beres bertanding. Mereka pasti amat sangat lapar, satu menu baru bisa disajikan 30-45 menit. Itu baru 1 menu, belum berpuluh-puluh menu yang sudah dipesan. Hingga resto ini pun masuk dalam catatan rekor kak Ronald Simanjuntak (Manajer PJ) sebagai resto dengan pelayanan terlama dan terlelet sedunia. Dan pada saat itu, baru kali itu juga gw melihat ada orang yang mampu melahap tiga porsi steak dan mash potatonya sekaligus! Yak tiga porsi steak sekali makan! Dialah kak Andy Batam. Gw bergumam dalam hati, “orang-orang ini emang lapar, doyan atau
kesurupan yak? Atau mungkin kesal menunggu menunya gak keluar-keluar?
” Hahahaha.. au ah, gelap

Kali lain, giliran antar CLS Knights makan siang usai latihan di Sritex Arena, Solo. CLSK minta diantar makan siang bakso di bilangan Widuran atas rekomendasi dari kak Rachmad Febri Utomo yang memang asli Solo dan pakarnya kuliner di Solo. Sialnya, kak Febri gak ikut rombongan dalam bus, dia membawa mobil sendiri dan hanya memberi petunjuk jalan menuju rumah makan. Mengingat LO dan supir busnya diimpor dari Surabaya, otomatis hanya jalan menuju Hotel dan arenalah yang dihapal. Beruntung tadi diberi petunjuk jalan oleh kak Febri, maka sampailah kita di rumah makan tersebut dan para pemain pun langsung makan. Selesai makan, kak Febri pamit terlebih dahulu, mau ambil sepatu di rumah katanya. Saatnya rombongan CLSK pulang ke hotel, dan gw lupa nanya jalan pulang ke hotel kepada kak Febri. Berkat naluri dan intuisi gw sebagai LO, gw pun memandu pak supir bus, “lewat sini saja pak, nanti depan belok kiri,” ujar gw. “Yakin mas?” tanya pak supir.

“sudah, yakin saja pak sama saya,” pak supir pun menurut. Penumpang gw pun pada percaya saja ke gw yg sotoy ini, hingga tak lama kemudian jalan yang kami lalui lama kelamaan semakin mengecil. Alhasil kami nyasar di tengah-tengah pasar yang belakangan gw ketahui adalah Pasar Legi. Seisi bus pun lalu membahana menertawakan gw, “nah looooo.. LO nya nyasaarrrr.. hahaha,” teriak sang kapten, Agustinus Indrajaya. Lalu ditimpali kak Andrie Ekayana “yo mesti ae, lha wong LO ne wong Suroboyo guduk wong kene.. hahahaha,” (ya iyalaaaah.. LO-nya kan orang Surabaya, bukan orang sini) gw sama pak supir pun ikutan ketawa ngakak. Beruntung Solo hanya kota kecil, jadi senyasar-nyasarnya kami, masih tetap di Solo kok :))

Itulah kenapa bagian ini menjadi bagian favorit di cerita gw ini, belum lagi pas di Bali. Ketika tiba-tiba kak Rommy Chandra teriak kenceng banget minta busnya untuk menepi sebentar ketika melihat ada Indomart. Gw pikir ada yang darurat sehingga Mas Bro (panggilan akrab gw ke kak Rommy Chandra) minta bisnya berhenti di sini. Gw sama pak supir pun menurutinya, hampir sebagian isi bus pun turun dan mulai menyerbu Indomart. Ternyata eh ternyata, perawakan tinggi besar seperti Mas Bro, dan badan ber-tato sangar milik Kak Kelly Purwanto atau postur gempal seperti Kak Koming cuma pengen beli es krim! Seperti Connello, Magnum atau es krim Moo di Indomart! Yang harusnya menurut gw jajanan es krim itu lebih pas buat anak-anak si Mas Bro :D

Itu tadi tugas sampingan gw sebagai LO, antar mereka makan. Yang mana tugas utama gw adalah untuk keperluan pertandingan, makanya dari awal gw bilang kegiatan mengantar mereka makan adalah “fardhu ‘ain” (wajib). Jikalau tidak mengganggu jadwal untuk keperluan pertandingan atau latihan, maka gw di-“sunnah“-kan memberi pelayanan mengantar makan. Seneng saja sih bisa lebih dekat dengan para pemain atau official di meja makan, mereka semua pribadi yg baik lho.

Kita kembali ke hal utama yaitu pertandingan. Setelah rangkaian di pagi hari tadi yaitu latihan, seluruh tim bersiap untuk melakoni pertandingan mereka di siang hari. Sebagai LO gw wajib mengingatkan kepada Official tim, jersey warna apa yang harus mereka gunakan dalam pertandingan nanti. Karena tidak ada sistem home and away seperti di sepakbola, maka tim yg namanya disebut pertama harus menggunakan jersey warna cerah dan tim lawan atau tim yang namanya disebut kedua harus mengenakan jersey berwarna gelap. Contoh : Satria Muda Jakarta vs Satya Wacana Angsapura Salatiga, maka Satria Muda mengenakan Jersey warna putih dan Satya Wacana memakai jersey warna biru. Hal ini wajib kita ingatkan agar tidak terjadi kesamaan warna jersey di lapangan antara kedua tim.

Selanjutnya, kami wajib membawa dan meyerahkan yang namanya rooster team berikut SLU kepada Headcoach atau asistennya. Apa itu rooster team? Rooster team ini adalah daftar nama pemain, pelatih, asisten pelatih, manajer dan utility yang akan berada di bench. SLU adalah singkatan dari Starting Line Up, yang artinya daftar lima pemain inti yang bermain sejak tip off. Biasanya rooster team dan SLU nya ini gw serahkan ke head coach atau asistennya di penginapan mereka sesaat sebelum berangkat bertanding ke arena.

Tiba di arena, gw wajib mengantar para pemain dan officialnya masuk ke locker room atau ruang ganti yang telah ditentukan. Selanjutnya, gw tinggal menanti rooster team dan SLU diisi oleh headcoach atau asistennya. Biasanya mereka menyerahkan rooster team lebih awal ke gw. Tapi, khusus SLU ini gw harus nunggu hingga mereka masuk lapangan dan para pemain pemanasan di lapangan. Sesuai peraturan FIBA, SLU harus diserahkan paling lambat 10
menit sebelum tip off. SLU ini sangat sakral bagi mereka, karena SLU ini bersifat rahasia yang meliputi taktik dan strategi tim mereka. Gw pun kudu amanah, begitu gw menerima SLU dari sang pelatih, harus buru-buru gw serahkan ke petugas meja pertandingan supaya rahasia timnya terjaga.

Selagi pertandingan bergulir, kalau gw harus menjemput tim yang akan bertanding selanjutnya maka gw harus segera berangkat. Atau kalau sudah gak ada jadwal jemput lagi maka gw bersama supir bus gw bisa istirahat. Biasanya sih gw memanfaatkannya untuk menonton pertandingan supaya gw bisa tahu, tim yang gw antar pulang nanti ini tim yang menang atau tim yang kalah. Supaya gw kudu siap-siap mental kalau ternyata yang gw antar pulang adalah tim yang kalah. Biasanya, suasana dalam bus ini cukup mecekam kalau mereka kalah. Kadang gak ada seorang pun yang bersuara, kadang ada juga sih yang cuek saja.

Ketika pertandingan berakhir, gw harus menyiapkan bus dulu di parkiran. Kalau busnya sudah siap maka gw harus buru-buru masuk ke arena guna mendampingi tim yang hendak gw antar pulang. Biasanya gw dimintai tolong sama kakak-kakak wartawan atau pemburu berita guna mengatur wawancara dengan salah satu pemain atau pelatih nya.

Selanjutnya adalah mengawal kedalam bus kalau semua pemain dan officialnya sudah siap. Nah, di bagian ini yang paling gak enak menurut gw. Kadang sebelum para pemain ini menuju lorong pintu keluar menuju bus, di situ sudah banyak fans yang berkumpul menunggu sekedar ingin foto bareng pemain idolanya dan meminta tanda tangannya. Kadang jumlahnya puluhan bahkan ratusan. Keder juga kan kalo mengawal para pemain sendirian, biasanya sih gw dibantu satuan security dari NBL. Sebelumnya gw tanya dulu sama manajer, apakah pemainnya diizinkan menemui fansnya atau gak. Kalau memang diizinkan oleh manajer atau si pemain memang mau menemui dan melayani serbuan fansnya ya gw cuma mengawasi keamanan mereka saja. Jika tidak ada izin dari pak manajer, atau kalau si pemain sedang tidak dalam kondisi yang memungkinkan untuk menemui dan melayani penggemarnya, ya mohon maaf, bukannya gw mau menghalangi para fans untuk foto bareng pemain idolanya yaaa.. Gw hanya menjalankan tugas gw sebagai LO. Sering gw dimaki atau diteriaki oleh para fans gara-gara gak ngasih kesempatan untuk foto-foto.

Di balik semua itu, setelah apa yang gw alami selama semusim yang panjang dan menyenangkan di NBL Indonesia, setelah semua kejadian yang baik dan buruk, gw amat sangat mencintai pekerjaan gw sebagai liaison officer. Maju terus basket Indonesia!

(Tamat)

“Latihan Pagi, oh Latihan Pagi,” (Suka-Suka Liaison Officer NBL Indonesia 2/3)

*sambungan dari Bagian 1/3

oleh: @diitoooo dan Kokok

Jadi begini, di saat kalian masih pada tidur, kami sudah pada mandi sebelum subuh dan berangkat dari rumah menuju venue alias arena. Tanpa janjian pun kadang kita selalu berangkat bareng sama tukang sayur yang mau kulakan di pasar! Hahahaha. Jam 5 pagi kami sudah sampai di penginapan tim yang latihan paling awal. Karena latihan ini difasilitasi oleh NBL Indonesia, maka jadwal latihan seluruh tim kontestan selama musim kompetisi dikelola oleh NBL Indonesia. Latihan paling pagi biasanya dimulai jam 06:00 sampai jam 07:00, latihan tim kedua mulai jam 07:00 sampai jam 08:00, latihan tim ketiga dimulai jam 08:00 sampai jam 09:00 dan seterusnya, dan seterusnya.

Paling gak enak pas kebagian jemput latihan tim pertama, kita harus berangkat lebih awal lalu membangunkan pak manajer yang hendak dijemput. Kadang sungkan juga pas kita telepon ternyata mereka sudah siap duluan di lobby hotel. Syukurlah semua manajer tim di NBL ini baik hati dan enak diajak berkoordinasi. Menyapa & senyum (dalam keadaan seperti apapun) adalah hal yg harus kita berikan sebelum mereka naik Bus.

Berangkatlah LO beserta tim yang mendapat jatah latihan pertama. Sampai di arena, kami menyiapkan bola latihan dan memastikan air mineral untuk para pemain dan official sudah tersedia di lapangan. Lalu kita selalu nyamperin head coach dan memberi tahu durasi latihan, durasi latihan ini juga sangat penting untuk diperhatikan agar tidak mengganggu jam latihan tim lain. Di sinilah kecakapan berkomunikasi seorang LO diuji!

Pernah ada sedikit insiden kecil ketika latihan pagi di musim regular seri pertama di Surabaya. Waktu itu bus yang hendak menjemput tim pertama latihan mengalami kendala di jalan, karena terburu-buru bus salah ambil jalur di jalan yang sebenarnya gak boleh dilewati kendaraan besar di jam-jam tertentu. Kami distop oleh pak polisi! Kena tilang dong? Berkat modal berkomunikasi yang baik, pak polisi mau memaafkan dan mempersilahkan kami melanjutkan perjalanan dengan catatan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Waktu sudah terbuang kurang-lebih 15 menit, pak manajer yang timnya dapat jatah latihan pertama sudah panik. Misscall di hape gw sudah lebih dari 7 kali! (hehehe..) Ketika ada kejadian seperti itu kami dilarang ikutan panik. Yang harus kami lakukan adalah mencari solusi bagaimana agar durasi latihan seluruh tim tidak terganggu. Kami menggunakan beberapa solusi.

Pertama, kami koordinasikan dahulu kepada koordinator LO dan supervisornya. Lalu meminta maaf kepada para manajer dan menyampaikan dengan santun bahwa jadwal latihan tim mereka mundur 15 menit. Bayangin, betapa berharganya 15 menit itu dan betapa repotnya harus menghubungi 10 manajer tim itu satu persatu! Syukur-syukur kalo manajernya bisa ngertiin dan memaafkan kami, kalau gak? Habislah kami diomelin. Karena yang kami hadapi ini adalah tim profesional yang bermain di kasta tertinggi bola basket nasional, NBL Indonesia! Mereka sangat disiplin terhadap waktu dan dalam segala hal! Segalanya harus sempurna. Mereka punya timeline sendiri di timnya; jam berapa mereka harus bangun, jam berapa mereka harus sarapan, jam berapa mereka harus latihan, jam berapa mereka harus istirahat, jam berapa mereka harus siap bertanding dan sebagainya, dan sebagai nya. Maka sebagai LO pun kita harus TEPAT WAKTU alias OFF TIME!!

Kok off time sih, bukan on time? Istilah ini sering dipakai oleh divisi kami, kami selalu camkan kepada sesama teman LO. Kalau on time adalah tepat waktu, maka kami harus sampai sebelum waktu yang ditentukan :D Contoh, Pelita Jaya (salah satu tim idola gw, hehehe..) latihan jam 06:00 sampai dengan jam 07:00, otomatis harus berangkat dari penginapan 30 menit atau 1 jam sebelumnya, tergantung jarak tempuh dan waktu tempuh. Artinya jam 05:30 sudah berangkat ke arena, maka jam 05:00 gw dan shuttle bus sudah harus siap-sedia di penginapan Pelita jaya dari jam 05:00! Nah, dari situlah istilah off time itu muncul :))

Masih mengira pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan? Hohoho, ini baru permulaan coy! Kembali ke cerita tentang latihan, usai mengantar tim yang mendapat jadwal pertama latihan dan memastikan bola latihan beserta air mineral tersedia plus mengingatkan durasi latihan ke head coach-nya, gw bersama shuttle bus langsung cabut untuk menjemput tim yang akan latihan berikutnya yaitu tim kelima. Tim yang mendapat jatah latihan kedua, ketiga dan keempat sudah ada yang menangani yaitu teman-teman gw, Si LO 2, LO 3 dan LO 4. Nah, lalu tim yang mendapat jatah latihan pertama tadi siapa yangg mengantar pulang usai latihan? Biasanya LO 2 inilah yang mengantar pulang tim yang latihan pertama. LO 3 mengantar pulang tim yang mendapat jatah latihan ke 2, LO 4 mengantar pulang tim yang latihan ke 3 dan seterusnya, dan seterusnya sampe kesepuluh tim beres latihan. Enak dong LO 1, jam latihan tim kelima kan masih lama? Nah, disinilah kesempatan para LO dan driver serta kondektur shuttle bus untuk istirahat dan makan sebelum kembali riwa-riwi antar jemput tim yang latihan ke 5, 6, 7, 8, 9 dan 10.

Begitulah kira-kira aktivitas LO, itu baru latihan loh! Belum antar jemput untuk pertandingan! Intinya, kami ini tua di jalan dan hidup di atas roda selama musim kompetisi bergulir hehehe. Beruntung setiap hari cuma ada tiga pertandingan, maksimal empat pertandingan. Artinya tiap hari ada enam tim yang bertanding (maksimal delapan tim jika ada empat pertandingan) Bisa tolong dibayangin kalau ada lima pertandingan dalam sehari?? :P

Jangan terlalu serius ngebayanginnya. Soalnya, gak mungkin juga kok ada lima pertandingan dalam satu hari. Waktunya ga akan cukup. Pertandingan keempat saja baru mulai jam 20:00, selesai nya juga kurang-lebih jam 22:00.

Oh ya, latihan ini digelar di tempat pertandingan guna seluruh tim dapat beradaptasi dengan lapangan pertandingan dan merasakan atmosfir lapangan itu sendiri. Terkadang gak selalu juga di tempat pertandingan karena alasan waktu yang tidak memungkinkan. Maka latihan di lapangan lain untuk tim yang tidak bertanding di hari itu adalah solusi nya. Lokasinya otomatis agak jauh dari tempat pertandingan, inilah yang terkadang membuat kami sebagai LO ngerasa keder. Kalau lokasinya jauh banget, waktu tempuh untuk jemput tim yang lainpun akhirnya harus dipikirkan. “Lama banget sih mas, jemputnya? Kita sudah pada laper nih!” kalimat ini sering mampir di telinga kami kalau terlambat menjemput. Nah, kalau kalimat itu sudah terceplos, kami kudu sabar, tenang, tarik nafas dalam-dalam, dan senyuuummmm. Bagaimanapun mereka adalah “raja” bagi kami :D

(bersambung)

“Tugas Gw Sebenarnya Ringan,” (Suka-Suka Liaison Officer NBL Indonesia 1/3)

oleh: @diitoooo

Mungkin sebagian ada yang belum tahu apa itu liaison officer atau biasa disebut LO. Gw pengen sedikit berbagi cerita tentang pekerjaan yang orang anggap menyenangkan itu.

Divisi LO ini adalah petugas penghubung in-charge (bertanggungjawab) untuk menjembatani sang talent dengan penyelenggara acara. Kalau di dunia event, LO ini bertanggung jawab terhadap segala kebutuhan artis yang akan tampil di suatu event yang kita selenggarakan. Mulai dari menyiapkan transportasi sang artis, mengurus penginapannya, hingga hal-hal lain yang dibutuhkan oleh si artis.

Berhubung gw di sini mau cerita tentang keseharian gw sebagai LO NBL (National Basketball League) Indonesia, maka kita sebut si artis ini adalah 10 tim basket professional. Yak! 10 tim kontestan NBL Indonesia. Ini cuma catatan kecil atas pengalaman yang gw peroleh selama satu musim (2010-2011) menjadi bagian dari kompetisi basket ini.

Jujur, awalnya gw gak mengerti apa-apa tentang basket (sampai sekarang masih ga ngerti juga sih, hehehe). Tapi perlahan gw bisa menikmati walau gak pernah bisa kalo disuruh main :D Gw belum banyak mengenal para pemain NBL Indonesia. Bahkan di backstage waktu disuruh menyiapkan 10 orang pemain yang mewakili timnya masing-masing untuk launching nya NBL Indonesia beberapa bulan yang lalu pun gw blank, yang mana Mario Wuysang (waktu itu msh bermain untuk Garuda Bandung), yang mana Ronaldo Sitepu, yang mana Valentino Wuwungan, yang mana Rommy Chandra. Satupun gak ada yang gw kenal. Gw cuma hapal Max Yanto, secara postur tubuh doi paling menjulang bak gedung pencakar langit :)) Beruntung waktu itu ada sang MC, Kak Udjo (Project Pop) yang bantu gw menghapal nama-nama itu.

Seawam itulah pengetahuan gw tentang basket. Parah banget! Tapi di sinilah serunya pekerjaan gw sebagai LO. Gw wajib & kudu menghapal satu persatu pemain dan official masing-masing tim kontestan. Mulai dari Satria Muda Jakarta, Pelita Jaya Jakarta, Garuda Bandung, Muba Hangtuah IM Sumatra Selatan, Aspac Jakarta, CLS Knights Surabaya, Bima Sakti Malang, Stadium Jakarta, Satya Wacana Angsapura Salatiga, dan yg terakhir Citra Satria Jakarta. Rata-rata tiap tim berjumlah 18-20 orang (pemain + official)!

Tugas gw sebenarnya ringan, hanya antar-jemput tim yang akan latihan dan bertanding. Gak se-detail kalau gw jadi LO artis ketika mau event. Bedanya ketika gw jadi LO artis, kitab suci panduan bekerja gw adalah technical riders yang berisikan permintaan si artis. Di NBL Indonesia, panduan kerja gw hanya itinerary team.

Itinerary team adalah daftar perjalanan dan waktu tempuh tiap tim dari penginapan menuju tempat latihan dan bertanding. Karena yang diberi treatment jumlah nya 10 tim (gak sedikit loh 10 tim itu) NBL punya divisi LO yang beranggotakan; empat orang LO, satu orang Koordinator LO dan dua orang Supervisor. Masing-masing LO bersenjatakan satu unit shuttle bus (termasuk supir dan kondektur).

Jika kalian berpikir satu kelompok LO mengurus atau melayani satu tim NBL Indonesia, maka mari sama-sama meluruskan persepsi, “satu orang LO melayani semua kontestan!”

(bersambung)

Segera! L.A. Lights World Challenge, Surabaya 17-21 Mei 2011

oleh: Rony Tjong

Menghadirkan Tim Kelas Dunia dan Bertabur Pemain Jempolan

Memperingati hari jadi yang ke 65 tahun (berdiri pada tahun 1946), Yayasan CLS (Cahaya Lestari Surabaya) akan menyelenggarakan sebuah Turnamen Bola Basket yang berlabel Internasional dengan menghadirkan tiga tim Lokal Indonesia dan tiga tim yang berasal dari luar negeri. L.A. Lights World Challenge (LALWC) akan dilaksanakan pada tanggal 17-21 Mei 2011, bertempat di GOR Kertajaya Surabaya.

Total 6 (enam) tim turut berpartisipasi dalam ajang bergengsi tahunan ini. Indonesia akan diwakili oleh tiga tim kuat yang berlaga di NBL Indonesia; Dell Aspac Jakarta, Muba Hangtuah Indonesia Muda Sumatera Selatan, dan Nuvo CLS Knights Surabaya. Sedangkan tim dari luar negeri yang akan berpartisipasi adalah GoldCoast All-star Asal Australia, Mallaca Selection dari Malaysia, dan 1 tim yang berasal dari China/Philipina (Pihak Yayasan masih akan mengusahakan, Opsi utama tim dari China, opsi lain jika gagal mendatangkan tim dari China adalah tim dari Pilipina).

Dilihat dari kapasitas tim yang akan berpartisipasi, turnamen ini sangat menarik untuk di saksikan. “Gold Coast Scody All-Star” Australia adalah tim gabungan yang terdiri dari pemain professional (saat ini GoldCoast memiliki satu tim yang berlaga di NBL Australia: GoldCoast Blazer ), semi-profesional, dan beberapa pemain junior. Mallaca Selection Malaysia sendiri merupakan tim gabungan antara tim Junior dengan tim Mallaca Chinwoo yang sempat berlaga di NBL Malaysia (kasta tertinggi Liga Profesional di Malaysia) pada tahun 2009 dan berhasil mencapai Runner-up. Beberapa pemain nasional merupakan jebolan tim yang berasal dari Kota Melaka ini. Sedangkan Indonesia akan menghadirkan tiga tim professional yang sudah memiliki jam terbang di perbolabasketan Indonesia; Aspac (peringkat 4 NBL Indonesia musim lalu), Muba Hangtuah (Peringkat 7 NBL Indonesia musim lalu), dan CLS Knights (Runner-up NBL Indonesia musim lalu).

Demi mendongkrak mutu dan persaingan di LALWC, penyelenggara membuat sebuah peraturan yang membolehkan setiap tim peserta untuk mengunakan minimal satu orang pemain Asing. Pihak Nuvo CLS Knights sendiri sudah menyatakan akan mengunakan jasa pemain asing yang berasal dari Amerika, Chris Commons, yang musim lalu membela Brunei Barracudas di ajang Asean Basketball League.

Muba Hangtuah sudah mengeluarkan konfirmasi nama pemain asing mereka, Kyle Cuffe. Saat ini, Kyle bermain di Springfield Armor (NBA Development League). Dan Aspac masih berusaha mengontrak pemain Asing, ada indikasi, mereka akan mengunakan pemain Fil-Am (sebutan untuk pemain keturunan Amerika di Pilipina).

Tidak ingin dipermalukan oleh tim-tim lokal Indonesia, Gold Coast Scody All-Star Australia dan Mallaca Selection Malaysia juga mempersiapkan tim yang sangat berkompeten untuk bersaing dengan tim yang berasal dari Indonesia. Mallaca Chinwoo Malaysia, akan di perkuat beberapa pemain jempolan Malaysia, dan akan di perkuat oleh pemain asing. Beberapa nama beken seperti Guganeswaran, Chee Li Wei, John Ng dan beberapa nama lainnya akan hadir di LALWC.

Gold Coast All-Star Australia sendiri sudah merilisi daftar pemain yang akan diterjunkan dalam LALWC. Tidak tanggung-tanggung, pemain yang dibawa pun bukan pemain amatiran. Lewat situs resmi dari Gold Coast, mereka merilis akan mengunakan dua pemain professional dari Gold Coast Blazer (tim yang berlaga di NBL Australia) yakni James Harvey dan Pero Vasiljevic.

———————————————————————————————–
Berikut, petikan Wawancara dengan Salah satu Panitia Penyelenggara, dalam hal ini Pihak Yayasan CLS (Cahaya Lestari Surabaya); Mulyohadi Soesilo.

Event LALWC ini di adakan oleh pihak Yayasan CLS, dalam Rangka apa?

Event ini diadakan untuk merayakan HUT CLS ke 65 tahun ini.

Mengapa dibuat peraturan bagi tim Lokal, harus mengunakan pemain asing minimal satu orang?

Semua tim diperbolehkan menggunakan satu pemain asing dalam tim mereka, jadi bukan cuma tim lokal saja. Penggunaan pemain asing ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran kepada pemain lokal dan selain itu untuk menjadi daya tarik bagi penonton untuk datang dan menyaksikan turnamen ini.

Tujuan dan manfaat dari event ini, sesungguhnya bagi pihak Yayasan apa saja?

Tujuan utama dari event ini adalah untuk merayakan HUT CLS ke 65 dan dengan diselenggarakannya turnamen ini diharapkan bisa semakin menyemarakkan kegiatan bola basket di kota Surabaya.

Ada target-target tersendiri dari Yayasan/Panitia peyelenggara untuk urusan Penonton, penjualan apparel, atau lainnya?

Tidak ada target-target tertentu dari Yayasan CLS selaku Panpel, kita akan menyelenggarakan turnamen ini dengan harapan turnamen ini bisa berjalan dengan sukses.

Ini urusan Sponsor, Alasan utama mengandeng LA (Djarum) sebagai Sponsor utama apa?

Tidak ada alasan utama dalam menggandeng LA Light, hanya ketika CLS melemparkan ide untuk menyelanggarakan turnamen international dan DJarum bersedia menjadi sponsor utama dalam turnamen ini.

Apa harapan Utama dari Pihak Yayasan, untuk kesuksesan Event Spesial ini?

Harapan utama untuk turnamen ini adalah Turnamen ini dapat berjalan dengan sukses tanpa halangan dan warga Surabaya akan berbondong-bondong untuk datang menyaksikan pertandingan-pertandingan dalam turnamen ini.

CLS Knights, apakah mereka mendapatkan target tersendiri dari Pihak Yayasan?

Tidak ada target tersendiri dari Yayasan CLS terhadap CLS Knights, selain untuk merayakan HUT ke 65 CLS, turnamen ini juga diadakan untuk mendukung tim CLS Knights dalam hal penambahan jam terbang pemain baik melawan tim-tim NBL yang lain dan tim-tim dari luar negeri.

Mengapa para penonton harus datang dan menyaksikan event ini?

Penonton harus datang ke turnamen ini, karena selain pertandingan-pertandingan yang akan berlangsung, kami juga akan meyelenggarakan slam dunk contest, 3 point shooting contest dan skill challenge, di sela-sela pertandingan akan dilakukan pembagian hadiah dari sponsor. Harga tiket masuk Rp. 30.000,-.

*Rony Tjong, fans setia CLS Knights