Wawancara dengan Idan “Ref Basketball” tentang sepatu League
Untuk yang sudah mengenal gw sebelumnya, pasti mengetahui bahwa si Mainbasket adalah si Idan dan si Idan adalah si Idan “Ref Basketball”. Nah, selamat menikmati wawancara Mainbasket kepada Idan “Ref Basketball” :)
Bisa dijelaskan mas, apa itu “I Kick I Shape The Nation”?
Sebenarnya ini adalah tagline yang kita buat khusus untuk Ref Basketball Clothing yang mulai hari ini menjual sepatu (kicks) League.
Ada makna khusus di balik kata tersebut?
Oh iya, sepatu League adalah sepatu buatan Indonesia yang keren dan bermutu. Dengan memakai sepatu ini, itu artinya secara tidak langsung kita membantu membangun bangsa ini.
Maksudnya?
Jika sepatu League menjadi tuan rumah di negeri sendiri atau jika orang Indonesia merasa keren dan suka pada sepatu ini, itu artinya kita membantu banyak sekali, bisa ribuan bahkan jutaan orang yang terkait dengan industri ini. Para pekerja pabrik sepatu, pabrik materialnya, distributornya, selebriti yang jadi bintang iklannya, kita bahkan membantu negara secara langsung dengan setoran pajak yang harus dibayarkan oleh industri-industri terkait. Jadi, kalau kita mengenakan sepatu ini, itu artinya kita pun berkontribusi membentuk dan mengangkat perekonomian negara ini.
Tapi bukankah desain sepatu kita, League, kalah keren dengan merek-merek luar?
Kita harus mampu melihat seberapa jauh dan lama mereka (orang/merek luar) telah berkecimpung dan berinvestasi dalam hal kualitas material, desain produksi, dan pengembangan citra (image) merek mereka. Bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Merek luar berhasil menanamkan di dalam kepala kita dengan berbagai cara bahwa sepatu buatan mereka adalah yang paling “cool” atau “hot“. Padahal, masalah keren atau tidak itu adalah masalah kepercayaan diri yang bisa kita bentuk sendiri dan bukan hasil rayuan orang lain.
(Klik di sini untuk lihat kooleksi League di Ref Basketball Clothing)
Nah, itu masalahnya mas. Jujur, saya sendiri nggak pede pakai sepatu buatan Indonesia.
Jangan doong. Pede atau nggak pede itu juga terkait dengan tingkat pengetahuan. Kalau kita mengerti atau setidaknya memiliki referensi tersendiri tentang apa itu keren ataupun gak keren, maka kita punya kepercayaan diri yang tinggi atas “keren” menurut definisi kita. Orang mau bilang apa terserah.
Artinya, kita masih boleh pakai sepatu luar yang kita anggap keren?
Yup! Tentu saja! Kalau itu lu anggap keren hasil olah pikiran lu yang hasilnya membuat lu pede. Dan bagi gw, sepatu League saat ini memenuhi standar keren dan pede banyak orang. Apalagi jika diimbuhi pengetahuan bahwa “rasa keren” kita ternyata ikut berkontribusi membangun bangsa. Yup! desain-desain sepatu League sangat keren menurut gw.
Ok, bagaimana dengan kenyamanan. Banyak yang bilang sepatu League gak nyaman dipakai.
Kata siapa itu? Mana orangnya? Hahaa (Idan tertawa ringan). Gw pernah punya puluhan sepatu. Gw pernah mengenakan hampir semua merek sepatu luar yang terkenal, termasuk sepatu dalam negeri. Semuanya memiliki karakteristik kenyamanan sendiri-sendiri. Jadi agak sulit mendefinisikan “gak nyaman” itu.
Ah, itu bisa-bisanya mas Idan saja..he he he
Begini, siapa anak sekarang yang dengan sadar mau main basket serius pakai Converse All-Stars (Chuck Taylor)? Gak ada! Padahal pebasket NBA era 80-an umumnya memakai sepatu itu. Mereka semuanya jago-jago. Gerakannya pun edan-edan. Saat ini, “All-Stars” malah mungkin dilarang untuk basket profesional. Kalau ada yang bilang sepatu League gak nyaman, gw rasa itu relatif. Karena banyak pula yang bilang sepatu ini sangat nyaman. Berita negatif lebih mudah menyebar daripada siar kebaikan. Iya gak?
Nggak takut ntar malah blunder mas? Ntar industri sepatu kita, League, malah menciptakan “sweatshop” baru.
Wah, pintar juga ya kamu, ngerti istilah sweatshop. Nggak lah, ini harus dihindari. Membangun industri sepatu dan yang terkait ini kan tujuannya mensejahterakan bukan malah menyengsarakan apalagi menyiksa.
Bagaimana menurut mas tentang teman-teman yang lebih memilih sepatu “KW” bermerek?
Ini dia yang gw bilang orang-orang yang mementingkan gaya daripada membangun bangsa. Sejujurnya nih yaa, ketika lu pakai sepatu “KW” kita sebenarnya tahu bahwa itu sepatu “KW”, atau aspal, atau apa lah namanya. Jadi sebenarnya lu malu-maluin diri sendiri. Pengen gaya tapi pakai sepatu palsu. Mending asli, berkualitas, buatan dalam negeri, dan jelas membantu membangun bangsa! Cik “wake up!” atuh lah, lamun ceuk urang Sunda (sadarlah!).
Sepatu League bisa bersaing dengan merek luar? Apalagi sekarang era pasar bebas!
Banyak yang bertanya begini. Gw jawab, BISA! Di era perdagangan bebas saat ini, pemerintah ketakutan, pengusaha ketakutan, kita ikut-ikutan takut walau gak tahu takut apaan. Semua orang takut negara kita tertinggal dan gak mampu berbuat apa-apa menghadapi kompetisi ekonomi yang katanya tidak seimbang. Semua orang menunggu orang lain untuk bertindak. Padahal, dengan membeli produk dalam negeri, ya lu melakukan sesuatu hal yang sangat penting dalam membantu negara ini memenangkan persaingan global. Kalau lu beli sepatu, ya lu beli sepatu League. Lu membantu sepatu lokal untuk juara di kandang sendiri. Bahkan bukan nggak mungkin, suatu saat sepatu League juga juara di negara-negara lain.
Ok deh mas, jadi sekarang League ada di Ref Basketball Clothing nih mas?
Yup. Ref Basketball di GOR C-Tra Arena Cikutra Bandung. Atau bisa lihat di sini.
Terakhir mas, mas Idan punya berapa sepatu?
Hmm..9 pasang kalau gak salah.
Sepatu League ada berapa?
2 :)