Untuk Indonesia yang Kuat oleh Ligwina (Bersiap untuk Harga Tiket NBL yang PASTI Akan Selalu Naik)

Dalam penutup tulisan gw yang kemarin, gw menulis “Jika harga tiket (NBL) naik, kita paling-paling akan mengeluh sedikit sebentar lalu berusaha sekuat tenaga (dengan halal) untuk menambah penghasilan lalu kita korbankan untuk menyaksikan tim idola kita. Itulah kita.”

Tadi malam (24 Februari), gw ke Gramedia dan membeli sebuah buku berjudul “Untuk Indonesia yang Kuat, 100 Langkah Untuk Tidak Miskin” tulisan Ligwina Hananto. Siang (25 Februari) ini, buku tersebut sudah gw khatamkan. Andaikata, buku tersebut gw baca tanggal 22 Februari, maka kemungkinan besar kalimat penutup posting gw kemarin adalah “Ketika harga tiket naik, kita tidak akan mengeluh sedikit sebentar karena kita sudah tahu dan sudah siap!” :)

Membuka sampul buku ini, gw langsung diingatkan oleh ajaran dari buku The Richest Man in Babylon karya George S. Clason yang gw baca sekitar delapan tahun lalu namun belum juga gw jalankan, “Simpan 1 dari 10 penghasilan yang engkau dapatkan!” Demikian kurang lebih ajaran yang selalu nempel di kepala gw dari buku Clason tersebut. Clason bahkan mengajarkan “kalau mampu, simpan 3 dari 10!”.

Pada lidah (perpanjangan sampul muka yang dilipat ke dalam) buku Ligwina, gw langsung diminta untuk berkomitmen menyisihkan sekian persen dari penghasilan bulanan gw. Ketika membuka sampul buku Ligwina, sampul itu seolah jelmaan The Richest Man in Babylon yang langsung ngagetin “remember me? yes, quite a long time. 8 years dude! Imagine what could have been..” Bukunya langsung gw tutup, malu gw :(! Gw langsung lompat ke halaman isi.

Menyisihkan sebagian dari penghasilan di muka adalah salah satu ajaran kecil yang coba kembali diingatkan oleh Ligwina melalui buku ini. Namun tujuan akhir dari kegiatan kecil tersebut adalah untuk membangun golongan menengah Indonesia yang kuat! Ligwina percaya bahwa golongan menengah yang kuat akan membuat bangsa ini menjadi lebih kuat!

Banyaklah rasanya buku yang menjelaskan mengapa dengan cara ini atau dengan cara itu perekonomian kita akan membaik. Buku-buku yang menjelaskan seharusnya “kita melakukan begini..” atau “pemerintah seharusnya mengeluarkan kebijakan ini.. itu…” namun akhirnya gak kejadian juga karena memang sebatas retorika saja. Di buku ini, Ligwina malah sedikiiit sekali membahas tujuan akhirnya. Ia malah banyak menjelaskan “langkah pertama” yang harus diambil untuk menuju tujuan akhir “golongan menengah yang kuat”. Dengan memperkuat diri sendiri, kita akan mampu membantu orang lain. “When we are stronger, we can be stronger for others” (hal. 195) dan demikian, tujuan akhir akan sangat masuk akal. *jangan khawatir, English-nya hanya 0,00..sekian persen kok dari total isi buku :D

Penjelasan paling menarik dan yang paling membuka mata gw adalah bagaimana Ligwina mengajak orang-orang untuk merencanakan keuangan masa depan terutama dana pendidikan dan dana pensiun dengan melihat faktor yang (bagi gw) gak pernah gw perhatikan sama sekali, INFLASI!

Selama ini, kata inflasi sering sekali seliwar-seliwer dalam tulisan-tulisan yang gw baca. Sejujurnya, gw gak begitu paham apa maknanya. Sebelum tadi malam, gw memahami kata inflasi sebagai “menurunnya nilai uang yang kita punya”, yang mana agak njelimet juga untuk gw pahami sendiri. Namun dalam bahasa Ligwina “inflasi atau kenaikan biaya hidup” (hal. 74) semuanya menjadi lebih mudah gw pahami. Apalagi ketika Ligwina memberi ilustrasi dengan hitungan-hitungan sederhana mempersiapkan dana pendidikan dan dana pensiun dengan memperhitungkan laju inflasi pertahun, semuanya benar-benar jadi jelas. Dan, “inflasi itu nyata adanya.” (hal. 91).

Apa hubungannya dengan harga tiket NBL?

Kemarin, ketika ngomongin voucher diskon 50 persen tiket NBL Indonesia di blog gw yang sudah tidak berlaku lagi, seorang teman di twitter (@dheyyan) membalas dengan mengatakan “kalau begitu, semoga harganya (tiket) gak naik.” Saat itu gw kembali membalas, “harapannya keliru, semoga uang saya semakin banyaaaakkkkk, amin?”

Untungnya, jawaban gw kayaknya ada benarnya (kayaknya yaa..) :P Karena setelah membaca buku Ligwina, dengan melihat angka inflasi kita yang rata-rata 12 persen pertahun, maka kemungkinan besar harga tiket NBL Indonesia pun akan ikut menyesuaikan diri. Itu belum termasuk jika liga basket nasional itu semakin digemari yaa. Karena kalau semakin populer, insyaAllah harga tiketpun akan naik mengikuti hukum permintaan dan pasokan.

Membaca buku Ligwina akan banyak membuka pemahaman kita tentang “aturan” dalam permainan uang yang kita jalani setiap hari. Kita sering terlena dengan keadaan sekarang, keadaan yang serba cukup saat ini tanpa menyadari bahwa “hantu inflasi” suatu saat akan membuat kita berkata “hmm..harga-harga pada naik yaa..” Atau buat pecinta NBL akan mengatakan “yaah, kok tiketnya tambah mahal seeh?” Lalu kita mulai menyalahkan panitia (entitas di luar kita) tanpa menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang lumrah, alami, dan kemungkinan besar pasti terjadi.

Membaca yaa! :D

Kita Belum Seperti Itu, Gak Akan Seperti Itu, Tapi Lebih Daripada Itu

Tadi malam ketika hadir dalam acaranya The Marketeers, gw mendengar Farhan* bercerita tentang bagaimana panitia pelaksana pertandingan Persib melawan Persebaya di Bandung “mengendalikan” para pendukung Persebaya, also known as “bonek” yang berbondong-bondong akan ke Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung. Saat itu, kabarnya bapak-bapak polisi gak mau ambil pusing dan memilih untuk melarang kedatangan mereka. Tetapi, panitia pelaksana punya cara yang lebih elegan!

Bonek dibiarkan berangkat menggunakan kereta. Dalam perjalanan, kabarnya, rombongan bonek itu mendapat “sambutan” di jalan dengan lemparan batu :D Sebelum memasuki Bandung, tepatnya di stasiun Rancaekek, para bonek ini diminta turun dan kemudian mendapat sambutan (tanpa tanda kutip) dari para bobotoh (pendukung Persib). “Cai.. cai.. cai..” (“Air.. air.. air..”) demikian Farhan menirukan perilaku ramah para bobotoh yang memberi air minum kepada bonek yang pasti kelelahan. Dari Rancaekek, bonek ini diangkut menggunakan mobil truk (milik polisi/tentara) ke hanggar di … hmm… Husein atau Nurtanio deket Soreang yaa..gak inget gw.. pokoknya ke hanggar.

Di dalam hanggar, bonek diberi makanan. “Ada 7.000 orang!” kata Farhan. Setelah semua bonek kenyang, Farhan bercerita sambil menirukan (mungkin) panitia di sana saat itu “kalian kan sudah kita baikin nih.. sekarang beli tiket doong..”

“Alhamdulillaah, dapet tujuh juta!” cerita Farhan dengan miris sambil menyungging senyum :'(, “lumayan lho daripada mereka gak bayar sama sekali.” Para bonek ini lalu diangkut lagi ke Si Jalak Harupat (nama stadion bola di Kabupaten Bandung). Sebelum laga Persib vs Persebaya dimulai, ada acara kecil untuk mengungkapkan kedamaian dan kekompakan antara kedua kelompok suporter yang dikenal memang karib ini.

Laga pun dimulai…

Selesai laga, bonek dibawa keluar dengan pengawalan. Dikumpulkan di suatu tempat, lalu kembali diberi makanan. Setelah itu, diangkut ke stasiun kereta, “kita ngasih 40 juta ke kereta api,” ungkap Farhan. Farhan kemudian menyelesaikan ceritanya dengan membanggakan rangkaian kejadian tenang terkendali itu yang padahal tadinya berpotensi rusuh. “Ketika pulang, bonek yaa ‘disambut’ lagi di beberapa tempat.” :)

Kebanggaan milik bobotoh karena mampu berlaku tenang dan gak rusuh. Demikian moral cerita yang sepertinya ingin disampaikan dan yang gw tangkap.**

*) Yes, Farhan yang di tv itu. Ia ikut bantu-bantu memasarkan Persib. Bukan.. bukan yang itu.. itu mah FarhaT Abas, bukan dia :P
**) Cerita di atas hanya penggalan dari cerita Farhan yang sebenarnya mencoba membuka mata bagaimana potensi pasar pendukung bola khususnya Persib Bandung sangatlah luar biasa besar dan fanatik.

——————

Kita belum seperti itu

Pendukung tim-tim NBL Indonesia rasanya belum banyak yang seperti pendukung tim sepak bola. Barangkali ada, tetapi pasti jumlahnya sedikit. Penggemar yang rela meluangkan waktu untuk memilih pertandingan tim kesayangannya daripada kegiatan-kegiatan lain adalah penggemar fanatik yang memiliki kebanggaan karena cinta. Sekali lagi, belum banyak yang begitu. Tetapi…

Kita gak akan seperti itu

Memaksakan diri menyaksikan pertandingan basket hanya bermodal nekat, mengharap gratisan bahkan harus dijamu oleh tuan rumah yang ketakutan akan terjadinya hal-hal yang tak diinginkan gak akan terjadi pada penonton basket. Jika gak punya uang. yaa gak usah nonton di arena. Silahkan nikmati pertandingan di televisi (walau pertandingan yang disiarkan masih sangat sedikit dan tentu saja aura nonton langsung jauh lebih hebat!). Sekali lagi, kita gak akan seperti itu karena fanatisme kita bentuknya berbeda. Karena…

Kita akan lebih daripada itu…

Kita akan nekat menghabiskan uang kita untuk nonton basket langsung di arena, berapapun harganya dengan mengorbankan keinginan lain dengan harga serupa. Atau memang karena uang kita ada lebihnya. Itulah kita! Kita rela antri dengan tertib. Dandan rapih, cantik, dan wangi sebelum berangkat, dan tentunya mengisi perut dengan cukup agar nanti mampu berteriak keras mendukung tim primadona di arena. Jika harga tiket naik, kita paling-paling akan mengeluh sedikit sebentar lalu berusaha sekuat tenaga (dengan halal) untuk menambah penghasilan lalu kita korbankan untuk menyaksikan tim idola kita. Itulah kita.. :)

Garuda Mulai Menebar Ancaman Kepada CLS Knights!

Hari ini, sekitar jam 13:00 siang tadi, Garuda Bandung melakukan latih tanding melawan Satria Muda Jakarta di Hall A Senayan Jakarta. Gw gak nonton pertandingannya, hanya memantau melalui twitter Satria Muda, @SMBritama. Hasil akhir kuarter 1: Garuda 18-16 Satria Muda. Akhir kuarter 2: Garuda 37-28 Satria Muda. Akhir kuarter 3: Garuda 60-46 Satria Muda. Akhir kuarter 4: Garuda 83-80 Satria Muda. Garuda menang.

Pasti banyak yang akan mengatakan bahwa pertandingan latihan tidak menggambarkan kekuatan sebenarnya (gw setuju dan tidak). Namun mengalahkan Satria Muda, baik itu dalam latihan ataupun pertandingan resmi bukanlah sesuatu yang mudah. Karena Satria Muda bukanlah tim yang senang mengalah. Selama musim reguler, Satria Muda tiga kali menang atas Garuda. Dan Garuda baru mampu mengalahkan Satria Muda dalam pertandingan yang “tidak masuk hitungan” ini.

Kemenangan Garuda dalam latih tanding melawan Satria Muda menjadi semacam ancaman tidak langsung kepada CLS Knights, seteru yang akan dihadapi pada pertandingan pertama Championship Series 2010-2011 tanggal 8 Maret nanti. Seperti halnya Garuda, CLS Knights pun tak pernah menang atas Satria Muda di musim reguler 2010-2011. Namun, dalam tiga kali pertemuan keduanya, Garuda menang dua kali atas CLS Knights, sementara CLS Knights hanya satu kali, tetapi di depan pendukungnya di Surabaya.

Tampaknya, hasil ini sedikit mengumbar ancaman bahwa Garuda semakin siap menggempur CLS Knights dan mengalahkannya di Surabaya! Can’t wait! :D

Semoga Pikiran Pemain Tak Seperti Penonton :)

Sodorkan Pelita Jaya melawan Bimasakti kepada penonton untuk memrediksi hasilnya. Sodorkan pula Satria Muda melawan Muba Hangtuah. Jika penonton tersebut mengikuti NBL Indonesia atau sejarah pertemuan kedua tim. Setidaknya (barangkali) akan muncul dua komentar umum. “Yaa menang Pelita Jaya/Satria Muda laahhh.. Jauh itu sih..” Dan satu lagi “Bimasakti/Muba Hangtuah gak akan mampu mengalahkan lawannya.” :(

Pendapat penonton umum ini jugalah yang menyebabkan (beberapa kali) laga kedua tim tak begitu ramai. Penonton sudah memasang “alarm” di kepalanya bahwa laga kedua tim tersebut gak akan seru. Walau sebenarnya kurang tepat juga.

Nah, semoga saja para pemain dari kedua tim tidak berpikiran sama seperti penonton. Bolehlah tim yang diunggulkan merasa atau mengatakan “kita akan memenangkan laga ini.” Namun jika tim yang tidak diunggulkan sampai berkata atau berpikir “kita akan realistis,” ini sih ekuivalen dengan “kami menyerah!” :P

“I May Be Wrong (But I Doubt It)” Petuah Charles Barkley

Mari berkaraoke! Tuh liriknya di bawah :D

It’s called defense
It’s in the dictionary
On a D E F E N S E
I may be wrong, but I doubt it
No dancin’, no huggin’
Just play the game, stats don’t mean a thing
Make your free throw!
Free! Free! Free! Do the right thing!
Box out! It’s called defense
D E F E N S E defense!
I may be wrong, but I doubt it

Cool & Dre Feat. Charles Barkley
Director: Spike Lee

Terperangkap Perangkat!

Ketika aplikasi perangkat lunak untuk mendesain mulai menjamur di awal tahun 2000-an (bajakan tentunya), semua orang yang berkecimpung di dunia desain dan seni rupa berlomba-lomba menguasai cara menggunakannya. Fungsi dari setiap tool-nya hingga perintah-perintah penyingkat (short cut). Rasanya nggak afdol kalau belum menguasai satu aplikasi desain tertentu. “Kamu bisa photoshop? Illustrator? CorelDraw? 3D?” dan lain-lainnya adalah pertanyaan yang kerap muncul di antara para penggiatnya saat itu.

Pentingkah perangkat lunak-perangkat lunak tersebut? Sangat penting! Perangkat tersebut memudahkan banyak sekali pekerjaan. Memotong jalan yang berkelok-kelok menjadi dua bahkan satu tikungan saja. Tetapi, banyak yang gak ngeh. Bahwa perangkat adalah semata perangkat. Penguasaan dalam menjalankannya adalah penting. Namun yang jauh lebih penting adalah hasil setelah menggunakan perangkat-perangkat tersebut.

Maksudnya? Begini. Dulu, banyak orang ingin menguasai aplikasi photoshop. Setelah menguasai aplikasi tersebut, beberapa sudah berbangga. Padahal yang lebih penting adalah karya dengan menggunakan photoshop tersebut! Pensil terdengar sangat lebih kuno dibandingkan photoshop. Dan memang demikian adanya. Photoshop mampu memanipulasi banyak teknik-teknik konvensional dengan sangat rinci, termasuk tentunya pensil. Tetapi di tangan seorang seniman atau desainer jago, sebuah karya dari pensil bisa lebih hebat daripada photoshop. Bisa lebih terasa seninya, gugahannya, rasanya. Jadi, bagi seorang “pendekar” mumpuni, gak penting apakah “senjata” yang digunakan adalah pensil atau photoshop, hasilnya akan sama dahsyatnya!

Bisa melihat kesamaannya dengan sepatu basket? :)

Masih bingung dengan hilangnya UberTwitter? :P

Do you want to know why I use a knife? Guns are too quick. You can’t savor all the… little… emotions. You see, in their… last moments, people show you who they really are. So in a way…I knew your friends better than you ever did. Would you like to know which of them were cowards?” Joker, The Dark Knights.

“Oh, bola basketnya licin sekali!” hmm..ada baiknya mengatakan hal tersebut kepada Okiwira atau Ary Chandra :D

Mengenai DBL dan APBD, e-mail dari Azrul Ananda

Kepada Yth.
Rekan-rekan media
Di Surabaya (hmm.. saya di Bandung kak..)

Terima kasih atas perhatian teman-teman terhadap program DBL (Development Basketball League), yang rupanya telah menjadi salah satu program olahraga dan anak muda tersukses dan mendapat begitu banyak perhatian, baik secara nasional maupun internasional.

Mengenai anggaran APBD yang dibicarakan, tidak banyak yang sebenarnya perlu kami tanggapi. Mengingat DBL sama sekali tidak menerima sedikit pun dana dari pemerintah. DBL adalah program yang dikelola secara profesional, tanpa mengandalkan bantuan atau sumbangan dari pemerintah. Sudah begitu sejak liga ini pertama diselenggarakan pada 2004.

Dalam beberapa tahun terakhir, DBL memang banyak mendatangkan tamu dari berbagai penjuru Indonesia maupun bintang-bintang kelas dunia. Mereka datang untuk hadir atau tampil di even kelas dunia yang selama ini diselenggarakan DBL di Surabaya. Kami dari DBL sangatlah bangga, karena kedatangan mereka membantu menjadikan Surabaya –kota asal DBL– sebagai salah satu tujuan utama basket di dunia. Bahkan Surabaya disebut sebagai ibu kota basket Indonesia.

Bahwa pemerintah kota menyediakan anggaran untuk menyambut tamu-tamu itu sebagai tamu resmi kota, dan memberi mereka apresiasi lebih atas kedatangan mereka ke Surabaya, tentu membuat kami merasa sangat bangga. Seandainya tidak pun, kami juga sudah senang karena tidaklah mudah untuk mendatangkan tamu-tamu itu, khususnya bintang kelas dunia, untuk datang ke kota seperti Surabaya.

Kita semua mungkin malah harus mengapresiasi upaya tersebut. Sebab, itu merupakan salah satu cara untuk menjadikan Surabaya –kota yang sangat kami cintai– lebih dikenal di mata internasional.

Sekali lagi, tidak ada sedikit pun anggaran APBD yang diterima oleh DBL. Dan kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Pemerintah Kota Surabaya, sejak era kepemimpinan Bapak Bambang Dwi Hartono dahulu, yang selalu membantu memperlakukan tamu-tamu kelas dunia kami sebagai tamu kota Surabaya.

Kepada rekan-rekan media, terima kasih banyak atas perhatian terhadap DBL. Semoga program ini bisa terus berkembang, dan kita bersama terus membuat nama Indonesia –khususnya Surabaya– semakin hebat di mata internasional.

Terima kasih,

Azrul Ananda
Commissioner DBL

Alasan Singkat Kenapa Bracket NBL Championship Series Seru Abis!

Ok, gak usah pakai data-data detail yaa..

1. CLS Knights vs Garuda, ini jaminan seru! Saat main pertama di Surabaya, CLS Knights menang jauuh dari Garuda (74-43). Ketika bermain di luar Surabaya, Garuda menang dua kali. Jadi skor pertemuan adalah 2-1 untuk Garuda. Tetapi ingat, CLS Knights menang di Surabaya waktu itu! Ini laga seimbang. Ngeri!

2. Pelita Jaya vs Bimasakti, gw sih berharap akan ada kejutan. Tapi kalau mau lihat hasil musim reguler, Bimasakti kalah 0-3.

3. Jika Garuda menang lawan CLS Knights, Garuda akan ketemu Pelita Jaya (anggapan jika Bimasakti kalah). Walau di musim reguler Garuda kalah 0-3 dari Pelita Jaya, tapi di babak pertama Garuda menang atas tim yang pernah mengalahkan Pelita Jaya. Ini juga pasti seru!

4. Jika CLS Knights menang atas Garuda, CLS Knights punya potensi mengalahkan Pelita Jaya lagi. Saat di Solo, CLS Knights menang atas Pelita Jaya mosok di Surabaya gak bisa? (walau Pelita Jaya juga pernah mengalahkan CLS Knights di Surabaya, 67-58). Ini pun pasti seru!

5. Siapa yang lolos ke final? Garuda, CLS Knights, Pelita Jaya, atau bahkan Bimasakti? Gak kebayang!!!

6. Satria Muda lawan Muba, ok ini juga 3-0 untuk Satria Muda, tapi saat di Surabaya Seri 1 lalu, Muba “hanya” kalah 12 angka dari Satria Muda, besoknya, Muba hampir mengalahkan Garuda dengan hanya tertinggal 3 angka. Muba Hangtuah bermain sangat bagus saat di Surabaya! Kejutan bisa saja terjadi! Walau kemungkinan besar Satria Mudalah yang masuk semifinal (silahkan gak setuju, apapun pendapat teman-teman yang gak setuju, gw setuju dengan ketidaksetujuan itu -___-*)

7. Aspac lawan Stadium, dari 3 kali menang atas Stadium, di Solo Stadium ketinggalan tak begitu jauh (57-63). Sisanya lumayan jauh. Stadium selalu kalah lawan Aspac. Tapi! Stadium pernah mengalahkan Garuda! Tim yang pernah mengalahkan Aspac. Potensi kejutan besar sekali.

8. Nah, semi final, bagi gw kemungkinan yang bertemu adalah Satria Muda lawan Aspac. Final dini? Gak juga. Seru? SERRUUU ABBEEESSSSS!!! (Kayaknya partai pertemuan ketiga mereka di musim reguler nanti gak akan terulang deh..)

9. Lalu siapa yang ke final? Pemain berusaha, penonton memrediksi, Tuhan yang menentukan! :D

Jadwal Championship Series (Play Off) NBL Indonesia 2010-2011

Semua pertandingan diadakan di DBL Arena Surabaya.

Senin, 7 Maret 2011
Konferensi Pers & Pengumuman berbagai award NBL Indonesia 2010-2011

Selasa, 8 Maret 2011
(1) 13.00-15.00 – Nuvo CLS Knights Surabaya v Garuda Flexi Bandung
(2) 15.00-17.00 – Pelita Jaya Esia Jakarta v Bimasakti Nikko Steel Malang

Rabu, 9 Maret 2011
(1) 17.00-19.00 – Satria Muda Britama Jakarta v Muba Hang Tuah IM Sumsel
(2) 19.00-21.00 – Dell Aspac Jakarta v Stadium Jakarta

Kamis, 10 Maret 2011
Semifinal 1
13.00-15.00 – Pemenang Selasa (1) v Pemenang Selasa (2)

Jumat, 11 Maret 201
Semifinal 2
19.00-21.00- Pemenang Rabu (1) v Pemenang Rabu (2)

Minggu, 13 Maret 2011
Perebutan Juara Ketiga
18.00-20.00 – Kalah Semifinal 1 v Kalah Semifinal 2

Grand Final
21.00-23.00 – Pemenang Semifinal 1 v Pemenang Semifinal 2

Ary Chandra, Pemain Hebat yang Tak Terpantau Radar!

Ketika NBL Indonesia akan bergulir dan mulai bergulir melalui Preseason Tournament bulan Juli 2010 di Malang, banyak nama pemain bermunculan yang diramalkan akan sangat bersinar di NBL Indonesia 2010-2011. Sebut saja Mario Wuysang (setelah turnamen pindah ke Satria Muda ABL), Rony Gunawan, I Made “Lolik” Sudiadnyana, Faisal Achmad, Dimas Aryo Dewanto, Valentino Wuwungan, Fadlan Minallah, Bima Rizky, Denny Sumargo (saat itu belum jelas akan masih bermain atau pensiun), Kelly Purwanto, Andi Batam dan lain-lain.

Tak ada yang menyebut Ary Chandra, bahkan mungkin tak ada yang sempat memasukan Ary Chandra. Ary Chandra siapa? Ary sempat bermain di pertandingan pertama Pelita Jaya saat dikalahkan CLS Knights di turnamen preseason Malang. Saat itu Ary mencetak 11 angka, empat angka di bawah forward Pelita Jaya, Komink. Setelah itu Ary tak lagi bermain karena sakit. Pelita Jaya pun tak lolos babak empat besar turnamen preseason.

Pada pertandingan pertama Seri Surabaya sekaligus pertandingan pertama Pelita Jaya di musim reguler, Pelita Jaya menghadapi CLS Knights Surabaya. Kala itu, semua orang menunggu penampilan Dimas Aryo Dewanto, pemain lincah yang baru saja dibeli Pelita Jaya dari Bimasakti Malang. Dimas, bermain dahsyat. Ia memukau banyak orang. Dimas memang jagoan. Tapi tunggu dulu, pemain yang paling banyak mencetak angka bukanlah Dimas. Dimas mencetak delapan angka. Pencetak angka terbanyak adalah Ary Chandra, 18 poin.

Kehebatan Ary Chandra berlanjut. Meskipun kadang tak menjadi pilihan utama Coach Rastafari untuk tampil sebagai lima pemain pertama, Ary Chandra justru kerap menonjol sebagai pendulang angka terbanyak. Hingga akhir klasemen, Ary Chandra adalah pemain dengan raihan rerata angka tertinggi di NBL Indonesia dengan 14,04 poin per laga, di atas I Made “Lolik” Sudiadnyana yang hanya 13,85 poin per laga.

Dalam salah dua pertandingan terakhir Pelita Jaya di Seri Jakarta, Ary Chandra menggila! Ketika melawan Citra Satria, Ary Chandra hanya kurang satu poin dalam memecahkan rekor Okiwira yang membukukan 34 poin dalam satu game. Ary Chandra hanya mencetak 33 poin.

Penampilan Ary Chandra mencapai klimaks di pertandingan terakhir Seri Jakarta sekaligus seri reguler NBL Indonesia 2010-2011. Ketika Pelita Jaya mengalahkan Bimasakti dengan skor 114-48, Ary Chandra mencetak 42 poin! Delapan angka di atas rekor lama yang dipegang Okiwira. Luar biasa!

Akhirnya di akhir musim reguler, ketika seluruh pemain mengakumulasi semua angka yang pernah mereka cetak, Amin Prihantono mencetak 316 poin, Xaverius Prawiro 316 poin, Merio Ferdiyansyah 340, dan I Made Sudiadnyana 360 poin. Berapakah poin Ary Chandra selama berlaga di musim reguler NBL? 379 poin! Terbanyak!

Dulu, Ary Chandra tak masuk pantauan radar penonton bahkan mungkin kurang diperhitungkan lawan (dibandingkan pemain Pelita Jaya lainnya) ketika musim mulai bergulir. Kini ketika musim sudah berakhir, Ary Chandra masih saja tak tampak dalam layar radar. Dari 10 kandidat pemain terbaik NBL (MVP) yang salah satu faktor penilaiannya adalah raihan statistik, Ary Chandra tetap tenggelam. Tak terlihat bak ninja. Membunuh, tapi tak meninggalkan jejak!!!

8 Tim Punya 3 Minggu Untuk Persiapkan Laga Hidup Mati!

Sebelumnya, ucapan selamat sangat pantas diberikan kepada Pelita Jaya Jakarta yang mempersiapkan segalanya dengan rapi dan hebat dan akhirnya menjadi juara musim reguler NBL Indonesia 2010-2011.

Perlu diketahui oleh penggemar NBL di seluruh Indonesia, juara musim reguler adalah tim yang memiliki catatan menang kalah terbaik selama 27 kali laga yang mereka lewati. Pelita Jaya memenangkan 24 kali laga yang memberikannya 48 poin (24 x 2 poin) + 3 poin dari 3 kali kalah (3 x 1 poin), total 51 poin. Jumlah poin yang sama dengan Satria Muda Jakarta yang juga meraih 51 poin. Namun dalam 3 kali pertemuan, Pelita Jaya menang head to head dengan skor 2-1 sehingga Pelita Jaya layak menempati posisi teratas klasemen terakhir. Pelita Jaya lah juaranya.

Juara musim reguler bukanlah Juara NBL Indonesia 2010-2011. Pelita Jaya berpeluang besar meraih gelar Juara NBL Indonesia, demikian pula tujuh tim lain yang lolos babak Championship Series yang akan digelar 7-13 Maret mendatang. Kurang lebih tiga minggu dari sekarang.

Selain Pelita Jaya, Satria Muda Jakarta, Aspac Jakarta, CLS Knights Surabaya, Garuda Bandung, Stadium Jakarta, Muba Hangtuah Sumatera Selatan, dan Bimasakti Malang berpeluang meraih gelar Juara NBL Indonesia dalam partai hidup mati di Championship Series nanti. Partai hidup mati? Yap, karena dalam Championship Series, delapan tim tersebut akan bertemu dalam satu laga. Pemenangnya melangkah ke babak semifinal, pecundang angkat koper. Hanya dalam SATU laga! “Mengerikan!” kata salah satu pelatih tim NBL yang pernah gw ajak ngobrol.

Di atas kertas, barangkali penggemar NBL Indonesia mulai menerka-nerka tim mana yang akan maju ke babak semifinal, final, bahkan juara. Tetapi rasanya atmosfir Championship Series akan sangat berbeda sekali. Beberapa tim yang bertemu di babak delapan besar memang ada yang mengalahkan hingga 3-0, tetapi beberapa laga dari tiga laga tersebut tidak diraih dengan mudah. Susah payah bahkan membutuhkan usaha di kuarter ketiga bahkan detik-detik kuarter keempat untuk mampu menyegel kemenangan.

Oh, tunggu, barangkali ada yang belum tahu siapa menghadapi siapa di Championship Series nanti. Silahkan dilihat dulu:

Pelita Jaya vs Bimasakti

CLS Knights vs Garuda

Satria Muda vs Muba Hangtuah

Aspac vs Stadium

Tidak ada satupun tim yang meremehkan tim lain. Demikian juga tak ada satu tim pun yang sudah merasa kalah sebelum bertanding. Dalam satu laga semua bisa terjadi. 40 menit bersih akan membuat semua pemain mati-matian meraih kemenangan. Dan Kesemua delapan tim punya tiga minggu mempersiapkan diri untuk habis-habisan di Surabaya nanti! Did I say Surabaya? Yes! Suasana heboh dan ramai Jakarta pada gambar di bawah ini akan berpindah ke Surabaya mulai tanggal 7 hingga 13 Maret nanti. Selamat berlatih untuk setiap tim. Tiga minggu akan terasa lima menit ketika wasit meniup peluit mengangkat tangan ke atas dengan lima jari terbuka menandakan waktu pemanasan tinggal lima menit lagi!!