Terperangkap Perangkat!

Ketika aplikasi perangkat lunak untuk mendesain mulai menjamur di awal tahun 2000-an (bajakan tentunya), semua orang yang berkecimpung di dunia desain dan seni rupa berlomba-lomba menguasai cara menggunakannya. Fungsi dari setiap tool-nya hingga perintah-perintah penyingkat (short cut). Rasanya nggak afdol kalau belum menguasai satu aplikasi desain tertentu. “Kamu bisa photoshop? Illustrator? CorelDraw? 3D?” dan lain-lainnya adalah pertanyaan yang kerap muncul di antara para penggiatnya saat itu.

Pentingkah perangkat lunak-perangkat lunak tersebut? Sangat penting! Perangkat tersebut memudahkan banyak sekali pekerjaan. Memotong jalan yang berkelok-kelok menjadi dua bahkan satu tikungan saja. Tetapi, banyak yang gak ngeh. Bahwa perangkat adalah semata perangkat. Penguasaan dalam menjalankannya adalah penting. Namun yang jauh lebih penting adalah hasil setelah menggunakan perangkat-perangkat tersebut.

Maksudnya? Begini. Dulu, banyak orang ingin menguasai aplikasi photoshop. Setelah menguasai aplikasi tersebut, beberapa sudah berbangga. Padahal yang lebih penting adalah karya dengan menggunakan photoshop tersebut! Pensil terdengar sangat lebih kuno dibandingkan photoshop. Dan memang demikian adanya. Photoshop mampu memanipulasi banyak teknik-teknik konvensional dengan sangat rinci, termasuk tentunya pensil. Tetapi di tangan seorang seniman atau desainer jago, sebuah karya dari pensil bisa lebih hebat daripada photoshop. Bisa lebih terasa seninya, gugahannya, rasanya. Jadi, bagi seorang “pendekar” mumpuni, gak penting apakah “senjata” yang digunakan adalah pensil atau photoshop, hasilnya akan sama dahsyatnya!

Bisa melihat kesamaannya dengan sepatu basket? :)

Masih bingung dengan hilangnya UberTwitter? :P

Do you want to know why I use a knife? Guns are too quick. You can’t savor all the… little… emotions. You see, in their… last moments, people show you who they really are. So in a way…I knew your friends better than you ever did. Would you like to know which of them were cowards?” Joker, The Dark Knights.

“Oh, bola basketnya licin sekali!” hmm..ada baiknya mengatakan hal tersebut kepada Okiwira atau Ary Chandra :D

6 pemikiran pada “Terperangkap Perangkat!

  1. yang penting adalah kita bisa menggunakan alat itu untuk menghasilkan sesuatu. mo pake twitter kek uberthomas kek yang penting kita bisa bikin apa lewat twitter!

    jadi intinya adalah pengendalian diri! :p *maaf masih emosi baca twit2 lebay mereka yang kehilangan si tukang uber*

  2. Hahah.. In designing, drawing, or twitting..(or shootin 3’s)
    U r rite. It isn’t the tools bro..its the man behind the gun that matters.. Tapi kalo NBL ganti bola resmi pake M*k*sa karet mungkin Archa sama Okiwira jg complain hehe..

Tinggalkan komentar