“Excellence is not a singular act, but a habit. You are what you repeatedly do.”
Shaquille O’Neal
“Excellence is not a singular act, but a habit. You are what you repeatedly do.”
Shaquille O’Neal
6 – 10 Februari 2009, GOR Bima Sakti Malang
Jum’at, 6 Februari
17.00 Garuda Bandung vs Bima Sakti Malang
19.00 Stadium Bhinneka Solo vs Pelita Jaya Jakarta
Sabtu, 7 Februari
15.00 Bima Sakti Malang vs Nuvo CLS Knight Surabaya
17.00 Muba Hangtuah IM Sumsel vs SM Britama Jakarta
19.00 Pelita Jaya Jakarta vs Garuda Bandung
Minggu, 8 Februari
15.00 SM Britama Jakarta vs XL Aspac Jakarta
17.00 Nuvo CLS Knight Surabaya vs Stadium Bhinneka Solo
Senin, 9 Februari
17.00 Bima Sakti Malang vs Pelita Jaya Jakarta
19.00 XL Aspac Jakarta vs Muba Hangtuah IM Sumsel
Selasa, 10 Februari
17.00 Pelita Jaya Jakarta vs Nuvo CLS Knight Surabaya
19.00 Stadium Bhinneka Solo vs Bima Sakti Malang
Yak, selamat tinggal Putaran I Seri 1 Jakarta dan kita segera bergerak ke Seri 2 di Malang. Pada pertandingan terakhri di seri 1, Garuda Flexi Bandung menekuk Angsapura Evalube Medan dengan malas-malasan 62-41. Sementara itu XL Aspac Jakarta yang sempat terkejut dengan permainan anak-anak Malang mengalahkan Citra Satria Jakarta 74-45.
Putaran I Seri 2 akan diselenggarakan di Malang 6 – 10 Februari di GOR Bima Sakti Malang. Ayo Bima Sakti, tunjukkan lagi ke tim-tim lain bahwa kalian kuat!
(Photo by Ino Alfiar)
Gw gak merasa pintar. Namun gw tak pernah menyangsikan bahwa untuk menjadi pintar dan berguna dalam kehidupan ini seseorang harus tetap belajar. Bahkan ketika cita-citanya dirasa sudah tercapai. Kebiasaan buruk orang kita yang harus mulai kalian hilangkan adalah punya cita-cita yang sangat pendek. “Cita-cita gw, ingin dapat kerja dan hidup enak.” “Cita-cita gw ingin jadi dokter.” “Gw ingin jadi artis.” “Gw ingin jadi polisi.” What the hell hack?! Buat gw, itu semua adalah cita-cita yang sangat pendek. Kenapa? Nanti (mungkin) kalian akan menemukan jawabannya sendiri.
Entah ada hubungannya dengan judul di atas atau tidak, gw selalu membenci berita-berita seputar pemusnahan minuman keras yang dilakukan kepolisian dengan tradisi seremonial berupa penghancuran botol-botol minuman keras menggunakan mobil pengaspal jalan. Sekadar tahu, gw tidak minum minuman yang mengandung alkohol. Setiap kali melihat polisi tengah bangga menghancurkan botol-botol minuman keras dengan stoom, muncul berbagai pertanyaan di benak gw;
“Tidak bisakah botol-botol itu diselamatkan dan dipakai untuk hal lain yang lebih berguna daripada dihancurkan?”
“Bukankah kegiatan ini hanya membuat tempat itu menjadi kotor? Limbah alkohol meracuni tanah? Beling-beling itu berbahaya melukai kaki?”
“Jika polisi niat memberantas minuman keras ilegal, tidakkah mereka tahu sumber besarnya? Pabriknya? Polisi punya intel kan?”
“Bukankah itu mobil pengaspal jalan? Atau mobil penghancur botol?”
“Apa sih sebenarnya yang diinginkan polisi dengan memanggil wartawan meliput kegiatan yang sepertinya menghabiskan uang juga ini? Agar kita tidak minum minuman beralkohol? Agar tidak jualan ilegal?”
“Pak polisi bangga melakukan itu?”
Peace ah pak polisi, main basket yuk!
(fotonya nyuri dari Pikiran Rakyat, ampuunnn pak Polisi!)