Peka Krisis Menjelang Seri Jakarta!

Serombongan anggota DPR atau DPRD tengah mengunjungi kawasan sawah gogorancah seluas lima hektar yang terancam gagal panen akibat hama yang lahir karena hujan yang terus menerus turun. Demikian berita televisi yang gw lihat. Ketika kamera televisi mengarah kepada anggota dewan tersebut, mereka terlihat senyum-senyum sesekali tertawa. Ekspresi yang aneh mengingat apa yang tengah mereka lakukan dan terjadi, mengunjungi sebuah tempat yang terancam menghadapi bencana, gagal panen!

Gw yakin bahwa sawah tersebut bukanlah milik para anggota dewan tersebut. Gw yakin sebenarnya tak ada pengaruh yang signifikan bagi anggota dewan bila sawah tersebut sukses panen ataupun gagal panen. Sawah tersebut sama saja dengan tidak ada bagi mereka. Para anggota dewan mempertontonkan tak adanya kepekaan terhadap krisis!

Barangkali ada hubungannya walau sedikiiittt :D

Babak seri reguler hanya menyisakan Seri Jakarta saja. Beberapa tim telah tuntas saling berjumpa sebanyak tiga laga. Tim lainnya tinggal menyisakan satu laga lagi. Memasuki babak championship series, seharusnya sudah tak ada lagi tim yang terlihat santai. Peka krisis seharusnya sudah mulai bermunculan.

Jika motivasi seorang pemain adalah meraih juara atau setidaknya berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil terbaik, maka sejak detik ini bahkan jauh sebelumnya, kepekaan atas krisis telah menghantuinya. Berlatih sehebat mungkin adalah sesuatu yang hukumnya fardu alias wajib!

Sebaliknya, jika panen yang melimpah bukanlah sebuah hal yang menjadi tujuan akhir seorang pemain. Maka berusaha sekuat tenaga atau tidak bukanlah sebuah masalah. Senyam-senyum santai saja menghadapi krisis yang mulai di depan mata adalah hal yang tanpa disadari akan terpampang di wajah bak anggota-anggota dewan di analogi di atas :) Barangkali yaa :D