Scoring Board IBL Menyedihkan

Score Board

Beberapa waktu lalu saat kompetisi IBL Putaran 2 seri 4 dilaksanakan di Hall Basket Gelora Bung Karno Senayan (6-10/05) ada sesuatu yang cukup memprihatinkan mata gue sebagai penikmat dan pencinta olahraga bola basket tanah air. Apa itu??

Scoring Board!!

IBL, yang notabene merupakan liga bola basket profesional tertinggi di Indonesia saat ini ternyata masih belum terlihat dan dikatakan professional! Hal itu terlihat jelas dari scoring board yang terkesan asal dan kurang mendapat perhatian. Lakban bening yang menempel tidak karuan di mana-mana seakan berbicara, “Ah, buat sementara ini”.

Padahal kalo dipikir, hampir setiap moment yang terjadi dan dihasilkan pada setiap pertandingan bola basket, penonton selalu (secara sadar atau tidak sadar) antusias melihat ke papan skor yang terletak tidak jauh dari pintu masuk. Bayangkan mulai dari ingin mengetahui skor pertandingan, mau tahu jumlah foul yang dihasilkan pemain dan waktu yang tersisa pada setiap pertandingan. Itu semua memang hanya dapat kita lihat pada papan skor elektronik ukuran 2.4 x 1.2 m.

So, sudah seharusnya pihak panitia berpikir kalo score board itu bukan sebuah alat bantu atau pemanis saja tapi itu merupakan elemen penting dalam sebuah pertandingan.

Lihat saja sistem scoring board di PBL bahkan NBA! Memang jauh sih kalau kita membandingkan dengan liga di Indonesia yang saat ini sedang kesulitan dana. Tapi mau sampai kapan liga bola basket Indonesia seperti ini, C’MON INDONESIAN BASKETBALL! WAKE UP! Bedanyanya negara lain dengan kita adalah mereka benar-benar menciptakan citra bahwa scoring board adalah salah satu elemen penting sebuah kejuaraan bola basket yang bertaraf profesional.

Kalo memang anda berpikir saya cuma membual dan mencari-cari kesalahan pihak panitia. Ini saya coba lampirkan foto scoring board IBL yang saya abadikan pada saat menyaksikan tim favorit saya Garuda Flexi Bandung saat menang atas Citra Satria Jakarta, 80-54.

Salam Olahraga!

(Tulisan ini adalah kiriman dari salah seorang sobat gw yang sangat peduli dengan dunia basket Indonesia: B.R.A. (Ballers Respect Association), Bandung.)

Kadang Gw Lupa

7731721a9575b2f459aa054ff15c6cdda78c88b6_m

Bahwa ujung dari sebuah keinginan, impian, atau cita-cita ada dua, yaitu berhasil atau gagal. Tertawa atau menangis. Menang atau kalah. Menyentuh langit atau terjerembap kembali ke bumi. Buku-buku seperti The Secret, 7 Habits for Highly Effective People, dan lain-lain mengajarkan gw bagaimana menggapai cita-cita dan harapan.

Jarang sekali yang membimbing gw untuk belajar menerima kejatuhan atau cara bangkit kembali. Padahal potensi kegagalan hampir sama besar dengan keberhasilan. Gw terlalu disemangati untuk meraih keberhasilan tapi tak pernah diajarkan menerima kegagalan. Gw pun baru menyadarinya beberapa hari ke belakang (setelah gw kembali terjatuh ketika tangan gw tinggal sejengkal lagi menyentuh langit.)

Gw bukan bermaksud mengendurkan optimisme. Kadar optimisme gw bukan lagi seperti hukum Pareto yang 80-20 tapi 50-1 (Inilah hukum Pareto baru gw). Tapi sekali lagi walau ia hanya 1, potensi itu tetap ada dan gw harus mempersiapkan diri untuk itu.

Gw pernah kalah dalam bertanding basket. Gw pernah gagal masuk universitas yang gw inginkan. Gw pernah gagal dalam bercinta. Gw pernah jatuh dari sepeda. Gw pernah patah tangan gara-gara main basket. Gw pernah hampir tenggelam di laut. Gw pernah tidak diterima kerja. Gw pernah gagal menepati janji. Gw pernah kalah saat main bola. Gw pernah terjerembap ke bumi. Terpelanting keras hingga kadang air mata membantu gw meringankan beban. Gw baru sadar bahwa semua peristiwa itu selalu mengingatkan gw untuk tidak lupa bahwa mata uang mempunyai dua sisi.

(Gambar dari sini)

Nuvo CLS Knights Main di Rumah Tanpa Coach Bong Lagi

n549213668_2206326_3552553

Besok Putaran II Seri 5 Kompetisi Reguler IBL akan mulai digelar di GOR Kertajaya Surabaya. Ada satu kabar menarik mengenai tim yang menjadi tuan rumah kali ini yaitu Nuvo CLS Knights. Kabar ini sebenarnya sudah gw dapatkan beberapa waktu yang lalu, namun masih bersifat simpang siur. Kini semuanya sudah jelas.

Menyusul performa yang buruk dari CLS Knights dalam beberapa pertandingan terakhir, Pelatih Kepala mereka, Geraldo Ramos atau yang akrab disapa Coach Bong akhirnya mengundurkan diri. Pengganti Coach Bong adalah Simon Wong yang sebelumnya menjadi asisten pelatih.

Tanggal 28 Mei hingga 2 Juni akan menjadi perjalanan awal CLS Knights tanpa Coach Bong. Sukses CLSK!

(Jadwal Pertandingan Indonesian Basketball League (IBL) 2009)

(Foto Coach Bong kanan)