Berharap Bangkitnya Citra Satria Jakarta

Empat tim menghuni papan bawah klasemen sementara NBL Indonesia; Muba Hangtuah yang baru menang empat kali dari 10 laga, Bimasakti yang baru menang dua kali dari 11 laga, Citra Satria yang baru mengemas satu kemenangan dari 11 laga, dan Angsapura yang belum pernah menang selama 10 pertandingan yang telah terlewatkan.

Sudah cukup sering membahas Muba Hangtuah yang sangat potensial atau Angsapura dan Bimasakti yang sepertinya hanya menunggu waktu untuk kembali bangkit. Bagaimana dengan Citra Satria Jakarta? Semenjak hijrahnya Fadlan Minallah ke Garuda Bandung seusai turnamen preseason Juli lalu, tim ini seperti kehilangan salah satu soko guru di bawah basketnya. Citra Satria tak lagi memiliki seorang yang bisa dikategorikan sebagai big man. Tetapi, setelah menyaksikan semua pertandingan Citra Satria, tim ini sebenarnya sudah menemukan pola permainannya pasca ditinggal oleh Fadlan. Masalahnya hanya unsur ketajaman saja. Citra Satria masih tumpul.

Bertumpu pada Evin Hadi bisa menjadi bumerang!

Kini serangan dan pertahanan Citra Satria sangat bertumpu kepada Evin Hadi. Jika saat menyerang Evin sudah memegang bola, hampir bisa dipastikan ia akan mengeksekusinya. Baik melalui tembakan, atau menerobos ke bawah basket dengan gerakan kaki yang sangat baik. Ironisnya, meski sangat dominan bagi timnya, Evin justru bumerang bagi Citra Satria. Entah pelatih Citra Satria memperhatikan atau tidak, Evin justru menyebabkan turnover yang paling banyak bagi Citra Satria. Evin telah melakukan 54 kali turnover selama sembilan kali bermain. Artinya rata-rata enam kali per game. Jauh di atas rekan-rekannya yang lain. (Ini berbanding lurus sebenarnya, karena Evin memang banyak memegang bola).

Raihan angka Evin pun sejauh ini tidaklah sebanyak Vittorio Walewangko, Ngurah Teguh, dan Stanley Palenewen. Berkat kelincahan dan kekuatannya, Evin kerap berhasil melepaskan diri dari pemain yang menjaganya. Namun akurasi tembakan yang mengkhawatirkan membuat serangan menjadi sia-sia. Field goals Evin nomor tiga terendah di antara teman-temannya yang lain.

Evin akan sangat berperan jika…

Teman-temannya yang lain mempertajam lagi akurasi tembakannya. Dalam hal ini Evin akan berperan layaknya seperti Robert Yunarto di Muba Hangtuah. Evin akan merusak pertahanan lawan, membuat pemain bertahan berkonsentrasi pada dia dan berharap akan mendapatkan double-team atau lebih dari tim lawan. Setelah dikeroyok, Evin tinggal melepaskan umpan ke rekannya yang lain untuk melakukan eksekusi. Sejauh ini, Evin justru sangat baik bila berperan sebagai pengumpan. Evin adalah pengumpul assist terbanyak di Citra Satria. Lebih banyak daripada para pointguard yang seharusnya memiliki peran ini.

Artinya lagi, Vittorio Walewangko, Ngurah Teguh, dan Stanley Palenewen harus mempertajam akurasi tembakannya. Sejauh ini, field goals ketiga pemain tersebut adalah yang terbaik di Citra Satria; Walewangko 41,3%, Teguh 32,7%, dan Stanley 35,7% (Evin Hadi 22,2%). Dan tentu saja, Evin akan sangat-sangat berperan jika ia sendiri juga menajamkan eksekusinya.

Sisanya, Citra Satria hanya tinggal menemukan format bertahan terbaik. Tanpa big man memang merupakan sebuah tantangan. Tetapi dengan semangat, disiplin dan kerja keras seharusnya sih bisa. Bertahan itu masalah kemauan!

*kalimat terakhir juga menjadi masukan buat tim favorit gw..hweheheee :P

3 pemikiran pada “Berharap Bangkitnya Citra Satria Jakarta

  1. Dari dulu saya paling ga suka CS, tim paling ga jelas seIBL-seNBL. Bukan salah pemainnya menurut saya, malah pemainnya yg jadi korban ketidakjelasan manajemen+pelatihnya.
    Pola permainan yg entah apa itu mencerminkan kekacauan di belakang layar dan merusak karir pemain di dalamnya. Dari dulu sampe sekarang, ga pernah berubah, ga keliatan ada usaha untuk merubah. I hate CS for ruining my friends career.

Tinggalkan Balasan ke halojakarta Batalkan balasan