DBL All Star Membanggakan di Amerika Serikat!

Kerja keras dan hati besar ditunjukkan tim putra maupun putri Development Basketball League (DBL) Indonesia All-Star 2010 dalam laga utama di Rainier Vista Boys & Girls Club, Jumat malam lalu (5/11, Sabtu kemarin WIB).

Tampil melawan pemain-pemain muda pilihan Rainier Select Bulldogs, dua tim itu sempat tertinggal jauh di menit-menit awal, tapi terus berjuang untuk mengejar ketinggalan hingga detik-detik terakhir. Pada akhirnya, tim putra hanya kalah 58-68, sedangkan tim putri 39-53.

Setelah seremoni lagu kebangsaan, tim putra main lebih dulu. Sebenarnya, tim putra DBL All-Star juga mencatat poin perdana lewat layup Leonardho Ozzie Tedja Sukmana asal SMA De Britto Jogjakarta. Tapi kemudian, Rainier Select Bulldogs terus membuat tim DBL All-Star kelabakan dengan pressure defense yang ketat.

Di menit-menit awal, DBL All-Star pun ketinggalan 2-11. Sepanjang pertandingan, DBL All-Star tampil habis-habisan dan mencoba mengimbangi kelincahan Bulldogs. Setiap kali Bulldogs menjauh, DBL All-Star selalu mampu mendekat. Sayang, DBL All-Star tak pernah mampu mendekat lebih dari enam poin.

Pertandingan pun berakhir dengan selisih sepuluh angka (kebanyakan lewat free throw di detik-detik akhir). Tim putri DBL All-Star juga kecolongan di menit-menit awal. Bahkan, ketinggalan 0-11. Kuarter pertama juga berakhir dengan ketinggalan 9-22. Sama seperti tim putra, Sarah Dephiola dkk tidak pernah menyerah.

Meski kesulitan mencetak poin, anak-anak DBL All-Star juga mempersulit lawan untuk mencetak poin dengan pertahanan yang begitu rapat dan ngotot. Berkali-kali Lady Home Team (Lady Bulldogs) tak mampu menembak hingga shot clock habis.

Tembakan tiga angka Sarah (SMAN 9 Bandung) serta poin-poin hebat Chaeranny Riezka Utami (SMAN 5 Bandung) dan Yuni Anggraeni (SMA Tri Tunggal Semarang) terus menggerus keunggulan Lady Bulldogs. Di kuarter keempat, DBL All-Star ”menang” 13-7. Namun, DBL All-Star sudah kehabisan waktu dan kalah 39-53.

Setelah dua pertandingan tersebut, beberapa anak DBL All-Star begitu kecewa dan mengucurkan air mata. Mereka harus dihibur dan ditenangkan oleh sesama teman atau pelatih dan ofisial sebelum bisa kembali tenang. Fighting spirit dan semangat untuk mengejar menang itu membuat para penonton terharu dan kagum terhadap anak-anak DBL All-Star.

”Tim kalian kerja keras luar biasa. They have great potential, baby!” kata Joyce Walker, pelatih Lady Bulldogs. Komentar tersebut luar biasa mengingat Walker merupakan sosok legendaris di Amerika Serikat. Dia merupakan salah seorang pemain perempuan SMA terbaik dalam sejarah pada 1970-an. Karena waktu itu belum ada liga profesional untuk perempuan, Walker kondang ketika menjadi pemain perempuan ketiga dalam sejarah yang bermain untuk tim sirkus legendaris Harlem Globetrotters. ”Serius, tim kalian bagus!” tandas Joyce Walker.

”Saya jadi penasaran mengikuti perkembangan kalian (Indonesia, Red) berikutnya. Dengan apa yang kalian miliki sekarang, kalian bisa menjadi hebat kalau terus berusaha,” tambahnya. Asal tahu saja, kebanyakan pemain Lady Bulldogs adalah pemain Garfield High School di Seattle, juara di negara bagian Washington! Jadi, anak-anak DBL All-Star memang luar biasa!

Jerry Petty, pelatih tim putra Bulldogs, juga geleng-geleng kepala melihat semangat dan kemauan keras anak-anak DBL All-Star. ”I really like your team. They don’t like to lose (Saya sangat suka tim kalian. Mereka tidak suka kalah, Red),” ucapnya. ”Kalian menunjukkan hati besar. Tak sabar melihat perkembangan kalian di masa mendatang,” lanjutnya.

Setelah menenangkan diri, anak-anak DBL All-Star menyadari betapa pentingnya kerja keras mereka di Seattle. ”Walaupun kami belum bisa menang, kami berharap ini bisa jadi motivasi untuk siapa pun yang ada di Indonesia. Bahwa kita tidak perlu takut melawan Amerika Serikat. Kalau kita mau usaha lebih lagi, suatu saat kita bisa mengalahkan mereka,” kata Sarah Dephiola. Itu ditegaskan Azrul Ananda, commissioner DBL.

”Kami membentuk tim DBL Indonesia All-Star setiap tahun lewat proses kompetisi dan camp yang panjang. Untuk menemukan karakter baru basket Indonesia yang kerja keras dan penuh semangat. Kalau kami ingin menang, kami bisa saja pergi ke negaranegara sekitar Indonesia. Tapi, kami ingin maju. Dan untuk maju, harus menantang yang terbaik. Maka, kami ke Australia. Maka, kami ke Amerika. Harus berani melawan yang paling berat,” ujarnya.

”Saya jadi merinding melihat permainan anak-anak tadi. Ternyata, tim Indonesia bisa punya karakter yang begitu kuat. Ini membuat kami semakin semangat mengembangkan DBL. Membuat tim-tim All-Star yang lebih hebat lagi di masa mendatang,” tegas Azrul.

Dalam pertandingan itu, ditunjuk most valuable player dari masing-masing tim. Dari laga putra, DeShawn Tucker dan Leonardho Ozzie yang terpilih. Dari laga putri, Ciera Levias dan Yuni Anggraeni. Dengan berakhirnya pertandingan tersebut, berakhir pula kegiatan berlatih dan bertanding DBL Indonesia All-Star 2010 di AS.

Sabtu, 6 November (Minggu hari ini WIB), rombongan akan pergi ke Portland, negara bagian Oregon. Selain jalan-jalan, mereka akan menonton pertandingan NBA antara Portland Trail Blazers dan Toronto Raptors. Minggu (Senin WIB) mereka kembali jalan-jalan dan belanja di Seattle sebelum terbang kembali ke tanah air pada Minggu tengah malam.

5 pemikiran pada “DBL All Star Membanggakan di Amerika Serikat!

  1. Waaaah.. ada video pertandingannya gak ya? Pengen liat nih… Gpp kali ini kalah, tpi yg berikut2nya harus lebih baik. Semoga dgn pembinaan basket yg bagus kyk gini basket Indonesia di masa depan bisa segera unjuk gigi di tingkat Asia (dulu) dan tingkat Dunia (kemudian)

  2. damn!!!
    sial banget…
    kenapa waktu masih SMA ga ada event sebesar DBL!!!
    tapi, gw salut bwt ank2 DBL..
    kalian masa depan Indonesia

Tinggalkan Balasan ke slams Batalkan balasan